SURABAYA : Tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meraih juara pertama lomba mobil prototipe berbahan bakar reaksi kimia di ajang Process Engineering and Energy Days (PGD) 2021 Universitas Indonesia. ITS berhasil maju bersama 15 finalis lain dan mengalahkan 90 pendaftar lainnya dari berbagai negara.
Pada kompetisi ini, Tim Spektronics mengirimkan subtim bernama Spektronics OG (Online Generation) yang digawangi oleh Michael Adrian Subagio, Rasyendria Rangga, Delvin Theodorus Hansell, Mahendra Daniswara, dan Lulu Sekar Taji. Spektronics OG sendiri mengusung mobil bertenaga proton exchange membrane (PEM) fuel cell yang sangat mungkin untuk direalisasikan.
Ketua Tim Spektronics ITS Michael Adrian Subagio, menuturkan, perkembangan energi kini telah beralih ke mobil listrik dari mobil berbahan bakar bensin. Dia juga menambahkan, pengisian energi dengan hydrogen relatif lebih cepat dan mampu berjalan lebih jauh dibanding mobil listrik lain.
Kematangan inovasi tim yang beranggotakan lima orang ini juga nampak pada maksimalnya penggunaan energi. Mereka mampu mengonversi limbah panas hasil produksi hidrogen menjadi sumber tenaga tambahan. Hidrogen yang digunakan pun merupakan hasil reaksi kimia yang mereka susun sendiri dengan kemurnian lebih dari 99 persen.
“Banyak pertimbangan detail yang kami buat melalui inovasi ini, misalnya penstabilan keluaran tenaga listrik. Kami juga memakai mekanisme pemberhentian mobil dengan reaksi iodine clock yang susah untuk distabilkan dan hal itu menjadi tantangan sendiri bagi kami,” ungkapnya.
Di antara 16 finalis yang lolos lainnya, Spektronics OG membawa mobil yang berbeda dari yang lainnya. Kebanyakan tim lainnya dalam kompetisi tersebut membawa mobil bertekanan dan baterai yang notabene telah lama menjadi sumber energi pilihan mobil prototipe dengan reaksi kimia.
Lomba yang dikhususkan untuk calon process engineer ini diadakan secara daring seutuhnya. Dimulai dari seleksi proposal hingga presentasi karya. Permulaan Tim Spektronics pun tidak berjalan terlalu mulus. Disebabkan pandemi, tahun lalu seluruh lomba prototipe mobil kimia yang hendak diikuti harus dihentikan. Para anggota tim yang berasal dari angkatan 2019 masih belum memiliki pengalaman sama sekali.
Hingga seminggu sebelum penutupan, Michael dan tim harus mengejar demi menyelesaikan segala berkas administrasi, paper singkat, desain mobil 3D, serta videonya. Pada kompetisi itu, mereka menitikberatkan 60 persen penilaian pada presentasi dan 40 persen sisanya pada poster.
Ketika itu, kendala yang mereka temui ialah dari aspek ekonomi mobil karyanya. Juri sempat berkomentar tentang mahalnya harga PEM fuel cell yang harus diimpor dari Amerika Serikat. Tetapi setelah melihat performa dan keawetannya, harga mahal tersebut tentunya sebanding.
“Apalagi, fuel cell yang kami pakai ini telah kami gunakan selama tiga tahun dan performanya masih sangat maksimal,” kata Michael.
Tantangan lain yang dihadapi tim ialah ketika harus memaksimalkan 40 persen penilaian dari poster yang membutuhkan banyak suara.
“Namun, karena bantuan yang sangat luar biasa dari tim non-technical Spektronics dengan mengajak teman-teman ITS lainnya, kami mampu menjadi juara di kompetisi Chem-E-Car PGD UI 2021 ini,” kata pemuda 21 tahun tersebut.
(ADI)