TUBAN: Selama musim penghujan, warga perbukitan Kapur, Kabupaten Tuban, Jawa Timur memiliki kuliner khas. Namanya, belalang goreng! Seperti apa rasanya...
Sekilas, deretan warung sederhana di tepi Ringroad Desa Kembangbilo, Kecamatan Kota, Kabupaten Tuban tidak nampak istimewa. Namun siapa sangka, bangunan semi permanen ini selalu ramai pembeli yang datang silih berganti sepanjang hari.
Bukan kuliner mewah kelas restoran yang diburu para pembeli. Mereka datang hanya ingin menikmati gurih pedasnya belalang goreng yang dipadu dengan nasi jagung.
Pak Warno, penjual belalang goreng mengatakan ebelum dimasak, belalang terlebih dahulu harus dibersihkan. Mulai dari sayap, kaki serta kotoran dalam tubuhnya.
"Setelah itu dicuci sampai bersih, " ujarnya.
Setelah siap, kemudian belalang digoreng sampai kering lalu ditumis bersama bumbu lengkap. Terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai daun jeruk yang telah dihaluskan.
"Agar lebih terasa ditambahkan sedikit garam, asam dan penyedap rasa. Proses peracikan bumbu ini yang membedakan rasa belalang goreng di setiap warung, " ucap Warno.
Untuk mendapatkan belalang ini, selain mengadakan perburuan sendiri, para pedagang mendapatkan belalang hidup dari para pemburu dengan harga RP 35.000 per botol air mineral besar.
Penggemar belalang goreng gurih-pedas ternyata ini cukup banyak. Dalam sehari, warung milik Warno mampu menjual 90 bungkus belalang goreng dan nasi jagung sebanyak 50 bungkus.
Harga yang dipatok cukup murah yaitu Rp 5.000 untuk belalang goreng dan Rp 2.000 untuk nasi jagung. Meski murah meriah, nama rasanya dijamin bikin ketagihan.
Belalang goreng memiliki rasa gurih mirip udang. Bahkan bagi penikmatnya, belalang dianggap lebih lezat dan mengandung protein tinggi. Belalang goreng dapat disantap dengan nasi jagung atau nasi beras bergantung selera.
"Selain itu sajian ini juga cocok untuk menu berbuka puasa, " ujar Dion Fajar, penikmat belalang goreng. Gimana, mau coba..?
(TOM)