SURABAYA : Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan, teknis rencana rinci sekolah tatap muka pada Januari 2020 sedang dimatangkan. Pasalnya, Khofifah ingin menjamin keamanan bagi para siswa dan guru.
"Kita berharap persiapan untuk bisa melakukan proses belajar yang lebih masif, sedang kita maksimalkan," ujar Khofifah melansir Media Indonesia, Rabu, 25 November 2020.
Pihaknya tengah menyiapkan segalanya perihal sekolah tatap muka. Seperti luasan ruang belajar, tempat cuci tangan yang cukup sesuai kapasitas, lama proses belajar di sekolah, teknis pengawalan protokol kesehatan, dan sebagainya.
"Harus dipastikan siap, mengingat kemampuan masing-masing sekolah tidak sama," kata Khofifah.
Langkah pertama yang dilakukan ialah menyiapkan sekolah. Sekolah yang akan digunakan siswa untuk belajar tatap muka harus bersih dari virus korona.
Bangku kelas juga dibuat lebih berjarak minimal satu meter. Jika sekolah memiliki aula, bisa difungsikan menjadi kelas sementara. Semua komunitas di sekolah juga wajib bermasker.
Khofifah menegaskan, jika sekolah kembali dibuka untuk pembelajaran tatap muka, tidak berarti seluruh siswa masuk kelas saat yang sama. Regulasinya akan didetailkan dengan musyawarah yang melibatkan MKKS dan perwakilan kepala sekolah serta wali murid.
Pada tahap awal, kata dia, masih harus menerapkan sistem sekolah hybrid dengan porsi yang akan disesuaikan. Maksudnya, jelas dia, meski ada sebagian siswa yang sekolah tatap muka, sebagian lain bisa melakukan sekolah secara daring dari rumah secara bergantian.
"Sekolah tatap muka juga akan dilakukan dengan kondisi jam belajar yang belum full, kantin belum boleh dibuka, dan jam belajar tanpa istirahat. Pentahapan tetap dilakukan sampai benar-benar zona hijau semua," tegasnya.
(ADI)