Kedelai Mahal, Perajin Tahu Gresik Pakai Bahan Bakar Popok Bayi

Pabrik di Desa Domas,  Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik mencoba bertahan menghadapi lonjakan harga kedelai. (metrotv) Pabrik di Desa Domas,  Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik mencoba bertahan menghadapi lonjakan harga kedelai. (metrotv)

GRESIK: Melonjaknya harga kedelai membuat perajin tahu di Kabupaten Gresik, Jawa Timur terpaksa memotong gaji karyawanya. Bahkan, juga menghemat dengan  memakai bahan bakar popok bayi. 

Kondisi ini terjadi di pabrik tahu milik Pungky di Desa Domas,  Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pungky adalah generasi kedua meneruskan usaha ayahnya yang sudah berjalan 17 tahun dengan 100 karyawan. 

"Upaya ini merupakan cara terbaik bertahan di tengah pandemi covid-19  agar kerugian semakin besar akibat naiknya harga kedelai dan dampak Covid-19 yang masih ada, "  

Diceritakan Pungky, dengan 100 karyawan mampu memproduksi 100  ton hingga 200 ton tahu perhari. Permintaan paling tinggi terutama dari pasar Surabaya, Mojokerto, Gresik dan Kabupaten Lamongan.

BACA: Dorr..!! Duet Pencuri Sarang Walet Ditembak 

Sebelum pandemi covid-19, usaha tahu ini mampu meraup keuntungan Rp 120 juta hingga Rp 200 juta. Namun akibat wabah pandemi covid-19, perajin merugi hingga ratusan juta rupiah. 

"Terutama selama pemberlakuan PPKM Darurat Covid-19, "  

Kini, Pungky terpaksa memotong gaji 100 orang karyawannya, Rp 40 ribu  perorang agar bisa menghemat sekitar Rp 4 juta perhari. 

"Memotong gaji adalah cara terbaik daripada merumahkan karyawan, " keluhnya.  

Bahkan, selain memotong gaji karyawan,  Pungky terpaksa menggunakan popok bayi dan pembalut sebagai bahan bakar karena lebih murah dari pada kayu bakar. 

Sebelum wabah pandemi covid-19, Pungky masih menggunakan kayu bakar untuk produksi tahunya. Namun sejak wabah pandemi covid-19, terpaksa menggunakan popok bayi dan pembalut afkir sebagai bahan bakar karena lebih irit daripada kayu 

Bahan bakar popok bayi ini didapat dari salah satu perusahaan di wilayah Gresik. Satu truk kayu bakar, biasanya harus membayar Rp 1 juta. Sedangkan satu truk popok bayi hanya Rp 600 ribu.  

"Bisa mengirit 400 ribu rupiah perhari. Kalau tidak begini rugi semakin besar dan bisa gulung tikar, " ujarnya. 

Kendala lain yang dirasakan perajin tahu di  Gresik adalah mahalnya harga kedelai.  Sebelumnya, harga kedelai impor dari Amerika hanya Rp 8.500/kilo. Namun saat ini naik menjadi Rp 9.900/kilo. 

"Harga kedelai lokal juga naik. Sebelumnya hanya Rp 7 ribu per kilo.  Sekarang naik menjadi Rp 9.500  perkilonya, " ujarnya. 


(TOM)

Berita Terkait