337 Perawat Jatim Positif Covid-19, PPNI Desak Tes PCR Berkala

ilsutrasi ilsutrasi

SURABAYA:  Kian banyaknya perawat terjangkit virus korona (Covid-19) membuat DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)  Jawa Timur meminta pelaksanaan tes PCR kepada perawat secara masif dan berkala.

Ketua DP PPNI Jatim Nursalam mengatakan saat ini sebanyak 337 perawat  positif covid-19 dan 13 perawat lainnya meninggal dunia.

"Untuk itu kita minta dilakukan tes PCR setiap 14 hari. Sebab ini penting untuk mendeteksi sejak awal agar bisa melindungi perawat dan pasien dan risiko penularan, " pintanya.

Dari kejadian selama ini, lanjut Nursalam, banyak perawat yang terpapar covid-19 karena bermacam faktor. Diantaranya,  perawat merupakan profesi yang paling intens bertemu dengan para pasien.

"Istilah medis FITT atau frekuensi intensitas time dan type,  kontak yang tinggi. Selain itu, membeludaknya pasien di rumah sakit menjadi risiko tertular sangat tinggi, " ujarnya.

Akibatnya,banyak pasien datang dengan kategori OTG atau orang tanpa gejala dan dirawat dengan tidak menggunakan APD yang standar.

"Dari 13 perawat yang meninggal dunia, tujuh di antaranya langsung menangani di ICU ruang rawat inap dan poliklinik, " bebernya.  

Sementara dari data Gugus Tugas Covid-19 Jatim, sebanyak 355 tenaga medis terpapar virus korona atau covid-19. Dari angka itu, sebanyak 23 orang di antaranya meninggal dan 188 lainnya dinyatakan sembuh.
 
"Hingga saat ini masih ada 84 orang yang masih dalam perawatan medis," kata Ketua Rumpun Kuratif Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Kohar Hari Santoso, saat dikonfirmasi, Kamis, 16 Juli 2020.


Kohar mengatakan ratusan tenaga medis itu terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya termasuk bidan. Kohar menyebut untuk dokter yang terinfeksi covid-19 di Jatim sebanyak 78 orang.
 
Sebanyak 11 orang di antaranya meninggal dan 47 dokter dinyatakan sembuh. Sementara untuk perawat ada sekitar 277 orang terpapar covid-19 di Jatim.
 
"Kami nanti akan update lagi, mencocokkan yang dimiliki organisasi profesi yang ada di Jatim, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Barangkali mereka punya data lebih valid lagi," jelasnya.

 


(TOM)

Berita Terkait