MADURA: Pulau Madura memiliki berbagai kuliner khas, salah satunya tajin mera. Makanan sejenis bubur ini menjadi sajian khas di bulan shafar untuk menyambut maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW.
Tak hanya untuk memperigati bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, lewat tajin merah warga Madura juga sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Tajin mera ini tradisi kami di bulan shafar untuk menyambut maulid nabi. Tajin mera juga sebagai rasa syukur atas rejeki yang diberikan Tuhan dan kita bisa berbagi rezeki kepada tetangga yang kurang mampu, “ ujar Amin, warga Bangkalan.
Selain ucapan syukur, Tajin mera ini menjadi tradisi unik di Pulau Madura. Sebab, hanya disajikan saat bulan shafar atau menjelang peringatan lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Sekilas, tajin mera hampir sama dengan bubur pada umumnya. Pembuatan tajin mera atau bubur merah ini menggunakan bahan baku dari ketan, tepung, santan. Selain itu ada gula aren sebagai pemanis sekaligus pewarna bubur agar menjadi merah.
“Dalam membuat tajin mera ini harus membutuhkan kesabaran karena isi nya harus dibuat satu persatu, “ ucapnya.
(TOM)