Usaha nekatnya ini membuat Dewi justru viral di media sosial hingga membuat dagangannya laris manis diserbu para pembeli yang penasaran. Kedai roti canai yang berada di pinggir Jalan Raya Kertosono, Sidayu, Gresik selalu ramai dikunjungi pembeli.
"Saya bekerja di bumn sebagai account officer dengan gaji Rp4 juta lebih perbulan. Namun saya memutuskan resign dan fokus total berjualan roto canai karena lebih menguntungkan dari bekerja di kantoran," katanya.
Keahlian membuat roti canai ini didapat dari kedua orang tuanya, M Zainuri dan Khomsatun yang pernah merantau ke negeri jiran Malaysia dan bekerja di restoran berjualan roti canai.
Pengalaman ini kemudian ditularkan kepada Dewi. Roti canai terbuat dari perpaduan adonan tepung terigu pilihan, susu, telur, garam dan mentega.
"Roti canai ini disajikan atau hidangkan dengan kuah kare khas yang didatangkan khusus dari negeri jiran Malaysia," katanya.
Dewi tidak hanya mahir membuat roti canai namun juga mahir membuat teh tarik. Teh tarik ini perpaduan teh dan susu, bahkan tidak jarang dewi menunjukkan aksinya membuat teh tarik yang memang menjadi minuman pendamping roti canai.
Meski belum setahun berjualan, namun kedai canai sederhana ini setiap hari laris manis diserbu pengunjung, terutama sejak viral di media sosial. Saking larisnya tidak jarang pembeli harus pulang dengan tangan kosong.
"Hampir setiap hari, saya bisa menghabiskan lebih dari 1o kilogram roti canai," terangnya.
Para pelanggan ini tidak hanya dari Gresik, melainkan dari Surabaya dan Lamongan juga menjadi pelanggan setia. Selain makan di tempat, para pengunjung juga biss pesan dibungkus untuk dibawa pulang.
Untuk menikmati seporsi roti canai ini, pembeli cukup merogoh kocek Rp7 hingga Rp8 ribu saja.
(ADI)