BLITAR : Bisnis yang digeluti M. Nursalim ini tergolong unik. Sebab, warga Sumberurip, Kecamatan Doko, Blitar ini memanfaatkan daun talas sebagai pengganti tembakau berkualitas. Bahkan Nursalim sudah mengekspor tembakau daun talasnya hingga ke Australia.
Nursalim mengatakan idenya itu muncul ketika ia stress lantaran dipecat dari perusahaan karena dampak pandemi. Dalam kondisi pengangguran itu, Nursalim lantas mencari apa yang bisa dimanfaatkan untuk dijual. Ia pun pergi ke belakang rumah dan melihat ratusan daun talas.
Kemudian ia terfikirkan untuk memanfaatkan daun talas itu. Dia pun mulai mencari informasi terkait pemanfaatan duan talas. Kebanyakan yang laku di Indonesia daun talas digunakan sebagai bahan pakan ikan. Namun bisnis itu sudah banyak saingan.
"Kemudian saya menemukan sebuah artikel jika daun talas bisa digunakan sebagai pengganti tembakau," kata Nursalim.
Baca juga : 4 Anak Keluarga Ini Memiliki Nama Terpendek, Hanya 1 Huruf
Kemudian ia mulai mengambil sejumlah daun talas. Proses pembuatan tembakau dari daun talas ini diawali dengan pemisahan tangkai dan pelepah daun talas. Selanjutnya, daun dikeringkan dan kemudian dirajang halus seperti layaknya proses daun tembakau.
"Usai dirajang dan ditata, daun talas dijemur di tengah terik matahari selama tiga hari hingga kering sempurna," terangnya.
Setelah itu, ia pun mencari pasar melakui marketplace luar negeri. Setelah itu, ada pembeli dari Australia yang memesan tembakau daun talas itu.
"Alhamdulillah sampai sekarang masih terus berjalan. Barang dikirim ke Australia rutin," katanya.
Menurut Nursalim Wilayah doko sendiri memiliki tanaman talas jenis bening yang melimpah di ladang warga. Produksi tembakau daun talas ini menghasilkan sekitar dua kwintal per bulanya. Sedangkan harganya Rp14.000 hingga Rp17.000 per kilogramnya.
(ADI)