MAGETAN : Abon biasanya terbuat dari daging sapi, ayam dan ikan. Namun di tangan Taofiq Evendi (40) telur ayam mampu diolah menjadi abon. Bahkan olahan abon pria warga Desa Plumpung Kecamatan Plaosan ini dikenal dari berbagai daerah di Jatim.
Taufiq memulai usahanya sejak empat tahun lalu. Berawal ketika ia melihat banyaknya telur ayam yang melimpah peternak di sekitar rumahnya. Kemudian, petani ini coba-coba membuat abon telur.
Setelah beberapa kali gagal, ia akhirnya bisa memproduksi abon telur untuk dipasarkan. Alhasil, respon konsumen sangat baik. Abon telur buatannya disukai. Bahkan, produksi abon dikenal berbagai daerah.
"Banyak yang pesa itu dari Malang, Surabaya, Jember, Lumajang, Gresik, Madiun dan Ponorogo," kata Taofiq, Selasa 6 April 2021.
Dibantu istrinya, Siti Maimunah hampir setiap hari Taofiq memproduksi abon telur. Menurutnya, untuk membuat abon telur harus memiliki keahlian agar telur bisa berserat dan tidak mengumpal.
Setelah telur yang digoreng berserat, kemudian dikeringkan dengan mengunakan mesin. Setelah itu, serat telur dicampur dengan bumbu-bumbu seperti cabai rawit, kemiri, jinten, bawang putih, daun salam, gula merah dan gula putih yang telah digoreng.
Taofiq mengatakan dalam sebulan ia bisa memasarkan hingga 200 bungkus abon telur. Namun kondisi pandemi ini membuat pesanan menurun.
"Sekarang paling banyak hanya 150 bungkus saja per bulan," terangnya.
Saat ini, pemasaran masih dilakukan melalui media online. Setiap satu bungkus dengan berat 70 gram dijual seharga Rp35 ribu rupiah perbungkusnya. Selain rasa original, pembeli juga bisa merasakan abon rasa pedas manis.
(ADI)