JEMBER: Politeknik Negeri Jember (Polije) keluar sebagai juara umum pada ajang AITEC (Agricultural Innovation Technology Competition) III 2021 yang digelar secara luring di kampus Polije, 7 Oktober 2021.
Kemenangan ini diharapkan menjadi tolok ukur kompetensi mahasiswa sekaligus bargaining atau daya tawar perguruan tinggi vokasi dengan industri ataupun para mitra untuk mendukung program link and match.
Polije tampil gemilang dalam babak final dengan meraih tiga medali emas, dua medali perak, dan satu medali perunggu. Atas raihan tersebut, Kepala Unit Humas dan Protokol Polije Mahsus Nurmanto menyatakan bahwa prestasi itu menjadi sebuah kebanggaan bersama.
Kemenangan tersebut, menurut Mahsus sekaligus menjadi spirit bagi Polije untuk meningkatkan kompetensi di bidang pertanian, khususnya bagi mahasiswa yang fokus di bidang pertanian. Selain itu membangun opini masyarakat bahwa Polije berkompeten dalam memperkuat sektor pertanian.
BACA: Keracunan, Belasan Siswa SMK di Tulungagung Dilarikan ke Puskesmas
"Terpenting dari keberhasilan tersebut bahwa AITEC III menjadi salah satu piranti tolok ukur bagi kompetensi mahasiswa vokasi. Tak hanya tolok ukur, keberadaan AITEC diharapkan bisa menjadi daya tawar untuk membuka atau membangun kemitraan yang lebih luas dengan industri," ujar Mahsus dalam keterangan tertulis, Minggu 10 Oktober 2021.
Pada akhirnya mahasiswa Polije mendukung keberhasilan membangun link dan match antara industri dan perguruan tinggi vokasi menjadi semakin kuat.
"Karena proporsi lulusan kami selain diharapkan untuk berwirausaha seperti membuat starup, pemasaran untuk lulusan kami juga ke industri," kata Mahsus menambahkan.
AITEC merupakan lomba cukup bergengsi untuk seluruh politeknik negeri dan universitas yang membidangi pertanian. AITEC III tahun ini merupakan kompetisi ketiga kalinya sejak dilaksanakan 2017.
AITEC sempat vakum pada 2019 dan 2020 karena pandemi. Dan tahun ini diikuti oleh 19 perguruan tinggi negeri dan swasta, dan 18 di antaranya adalah perguruan tinggi vokasi.
Direktur Akademik Perguruan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Beny Bandanadjaya mengatakan, sebagai ajang kompetisi, AITEC berperan penting sebagai salah satu tolok ukur kompetensi mahasiswa PTV.
"Para peserta yang berkompetisi di babak final AITEC III, sejatinya sudah menjadi pemenang serta termasuk mahasiswa yang mempunyai kompetensi unggul," kata Beny.
Menurut Benny, kompetisi serupa AITEC harus lebih banyak dilakukan. Selain bertujuan untuk menyeleksi kompetensi mahasiswa, kegiatan kompetisi juga akan menguatkan komunikasi dengan dunia industri.
"Sehingga akan terjadi simbiosis mutualisme untuk mendukung pembangunan yang semakin kompetitif terutama di era revolusi industri 4.0," pungkasnya.
(TOM)