Sambil membentangkan spanduk hancurkan mafia pupuk, para petani juga secara bergantian berorasi menyuarakan tuntutan mereka. Mereka meminta pertanggungjawaban dinas pertanian, sebagai salah satu instansi berwenang yang menangani jumlah kuota pupuk untuk para petani.
"Pasalnya, tiap memasuki musim tanam, kelangkaan pupuk bersubsidi selalu terjadi. Kami menduga, hal ini terjadi lantaran adanya permainan mafia pupuk," terang korlap aksi, Rokhim.
Setelah kurang lebih setengah jam berorasi, massa akhirnya ditemui oleh Kepala Distan Tuban, Murtadji. Dia menjelaskan, pihaknya hanya mempunyai kewenangan mengalokasikan pupuk bersusidi.
"Sedangkan pendistribusian, adalah kewenangan distributor dan kios pupuk," terangnya.
Tak puas dengan jawaban itu, para petani melurug gudang penyimpanan pupuk bersubsidi milik distribuyor CV Prayoga, yang ada di kelurahan Mondokan, Kecamatan Tuban. Hal ini dilakukan untuk menanyakan data pengiriman dan ketersediaan pupuk untuk para petani di Tuban.
Sementara itu, menurut distributor pupuk bersubsidi CV Prayogo pihak sebenarnya sudah menjadwalkan pengiriman pupuk ke desa-desa sesuai ketentuan. Namun, karena ada sejumlah desakan salahsatunya aksi yang dilakukan oleh para petani, pihak distrubutor akhirnya melakukan pengiriman lebih cepat dari jadwal sebelumnya.
"Tapi alokasi pupuk bersubsidi tidak bertambah," kata Direktur CV Prayogo, Diana Sari.
Sekedar diketahui, petani di sejumlah wilayah Kabupaten Tuban mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk bersubsidi. Bahkan sudah empat kali terjadi penghadangan truk pendistribusi pupuk bersubsidi selama satu bulan terakhir.
(ADI)