Banjir Landa Probolinggo, Khofifah: Segera Dibangun Plengsengan Permanen

Ilustrasi banjir. Medcom.id/M Rizal Ilustrasi banjir. Medcom.id/M Rizal

Clicks: Sejumlah desa di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dilanda banjir. Total, terdampat empat desa yang terendam air di sana. Banjir diakibatkan meluapnya Sungai Kedunggaleng sejak Rabu, 10 Maret 2021. 

Rencananya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) bersama Dinas PU Probolinggo akan membangun plengsengan permanen untuk mengatasi kondisi itu. "Untuk sementara ini akan dibuat bronjong sebagai penanganan darurat di tanggul-tanggul yang jebol. Kedepannya Pemprov bersama BBWS akan membangun plengsengan permanen," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Surabaya, Jumat, 12 Maret 2021, seperti dilansir dari Medcom.id.
 
Khofifah mengatakan, banjir di Probolinggo disebabkan meluapnya air sungai Kedunggaleng, setelah diguyur hujan intensitas tinggi. Penyebab lainnya, kata dia, karena sedimentasi dasar sungai, sehingga tidak mampu menampung debit air sungai yang sangat deras. 

Sedikitnya ada empat desa terdampak banjir, yakni Desa Kalirejo, Desa Kedungdalem, Desa Tegalrejo dan Desa Dringu di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. "Banjir itu juga sempat menggenangi jalan raya, sehingga menyebabkan kemacetan di jalur selatan Probolinggo," katanya.
 
Untuk mengatasi banjir tersebut, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim, Kementerian PUPR melalui BBWS Brantas, serta Pemkab Probolinggo sudah mengalokasikan anggaran untuk penanganan Banjir luapan Sungai Kedunggalang dan saling bersambung. Sehingga dalam waktu dekat pemasangan bronjong bisa segera dimulai, sebelum nantinya dibangun plengsengan permanen.

"Sekarang detail engineering design (DED) nya sedang dihitung mungkin kurang lebih 1,5 bulan, supaya titik-titik rawan ini bisa dilakukan recovery lebih dulu dan selanjutnya sambil disesuaikan kemampuan anggaran di tahun 2022," ujarnya.
 
Orang nomor satu di Pemprov Jatim ini juga meminta kepada seluruh warga, untuk gotong royong mengaktifkan kembali relawan Jogo Kali serta tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini dikarenakan seringkali banjir terjadi, akibat menumpuknya sampah di bantaran sungai. 
 
"Beberapa banjir sebelumnya seperti di Gempol, Jombang, dan Nganjuk juga karena menumpuknya sampah. Oleh karena relawan jogo kali diperlukan, karena passion dan hatinya mereka ada dalam proses penjagaan dan pengawalan supaya sungai kita bersih," katanya.


(SYI)

Berita Terkait