Selamat, 4 Dosen Unusa Jadi Fasilitator Program Sekolah Penggerak

Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Dirjen GTK Kemdikbud, Dr. Praptono (Foto / Istimewa) Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Dirjen GTK Kemdikbud, Dr. Praptono (Foto / Istimewa)

SURABAYA : Empat dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) lolos menjadi Fasilitator Program Sekolah Penggerak. Program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini berperan sebagai pendamping kepala sekolah, guru/pendidik, dan pengawas sekolah untuk mewujudkan sekolah yang berpusat pada murid. Empat dosen Unusa, masing-masing, Machmudah, Akhwani, Rudi Umar Susanto, Fifi Khoirul Fitriyah.

Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Dirjen GTK Kemdikbud, Dr. Praptono mengungkapkan, Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Fasilitator yang dinyatakan lolos akan melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) mulai 7 Maret hingga 19 April 2022.

"Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru)," ungkapnya, Rabu 9 Maret 2022.

Praptono menjelaskan Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program iniakan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.

Baca juga : 66 Mahasiswa Unusa Lolos Program MBKM

"Selamat kepada para fasilitator sekolah penggerak angkatan 2 yang telah lolos dan resmi mengemban amanah sebagai fasilitator. Tahun lalu, istilah fasilitator dinamakan pelatih ahli, namun diangkatan 2, dengan berbagai pertimbangan akhirnya diubah dengan istilah fasilitator," ungkapnya.

Dosen Unusa, Rudi Umar Susanto mengatakan motivasinya mengikuti Program Sekolah Penggerak adalah kesadaran bahwa dunia pendidikan di Indonesia perlu pembenahan dan transformasi. Dosen S1 PGSD Unusa ini mengaku sangat bangga berhasil lolos setelah melalui beberapa rangkaian seleksi. Mulai dari seleksi administrasi untuk menjadi fasilitator, simulasi melatih, hingga harus melakukan sesi wawancara dengan asesor.

“Saya sangat senang dan pastinya bangga dengan pencapaian ini. Program fasilitator adalah program resmi dari Kemendikbudristek. Tidak semua yang mendaftar bisa lolos karena syarat untuk lolos cukup berat. Mulai syarat administrasi, simulasi melatih, hingga wawancara dengan dua orang asesor,” ungkapnya.

Rudi berharap melalui menjadi fasilitator Program Sekolah Penggerak, dia bisa memberi dampak positif bagi pendidikan Indonesia. Ia berharap bisa memperoleh banyak pengalaman serta ilmu selama menjadi fasilitator Program Sekolah Penggerak.

“Semoga program ini mampu memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Selain itu, pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan selama menjadi fasilitator dapat saya bagikan kembali untuk civitas akademika Unusa,” pungkasnya.


(ADI)

Berita Terkait