LAMONGAN : Bicara Lamongan, tentunya tak bisa lepas dari kulinernya. Siapa yang tak kenal Soto, Tahu Campur dan Pacel Lele. Makanan khas Lamongan itu sudah tersebar dan mudah dijumpai di berbagai kota.
Namun ada satu makanan yang hanya bisa dinikmati di Lamongan. Namanya sego boran! Sudah pasti pernah dengar. Maklum, nama sego boran cukup populer bagi pencinta kuliner nusantara, meski hanya bisa ditemui di Lamongan.
Sego Boran memang tak bisa ditemukan di kota lain seperti tahu campur, pecel lele maupun soto, meski sama-sama berasal dari Lamongan. Bukan lantaran tak cocok buat lidah sembarang orang, namun ada bahan yang hanya ada di kota berjuluk Bumi Joko Tingkir itu.
Sekilas Sego Boran tampak seperti makanan biasa. Ada nasi, bumbu, sayur, lauk dan rempeyek. Namun yang membuat Sego Boran hanya ada di Lamongan adalah bumbunya, bernama pletuk.
Pletuk terbuat dari campuran kacang dan remah nasi aking. Selain pletuk juga ada Ikan Sili yang menjadi salah satu pilihan lauk dari sego boran.
Hingga saat ini ikan sili sulit dikembangkan secara massal. Ikan Sili adalah ikan khas air tawar yang hanya bisa ditemukan hidup liar di rawa atau sungai.
Soal harga, Sego Boran masih ramah di kantong berkisar Rp 10 ribu dengan lauk telor asin, bandeng dan ayam. Khusus lauk Ikan Sili memang sedikit lebih mahal tergantung ukuran.
Sego boran mudah ditemukan di berbagai sudut kota Lamongan, mulai pagi hingga malam. Dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, ada ada lebih dari 200 penjual Nasi Boran.
Mayoritas semua penjual Nasi Boran yang ada di Lamongan berasal dari satu desa, yaitu Desa Sumberjo, Kecamatan Kota. Mereka secara turun temurun melestarikan Nasi Boran yang konon sudah ada sejak jaman penjajahan.
Yang unik bukan hanya bumbu pletuk dan ikan sili saja. Tapi kemasan dan cara menjajakan sego boran juga berbeda dengan makanan biasa.
Para perempuan pedagang Sego Boran menggunakan wakul (tempat nasi) dengan ukuran besar yang ditaruh di atas punggung. Sedangkan nasi (sego) dibungkus menggunakan daun pisang berlapis kertas.
"Boran itu nama wakulnya (tempat nasi), namun ukurannya besar tidak seperti wakul biasa, " ujar Mbok Nah yang sudah 15 tahun berjualan nasi boran.
Jika menilik arti Boran, maka bisa dipastikan jika jaman dulu sego boran memang segaja untuk dinikmati banyak orang. Konon, disebutkan Sego Boran merupakan makanan yang dibuat penduduk Lamongan untuk para pejuang.
Tak heran jika melahap sego boran terasa lebih nikmat jika beramai-ramai sambil lesehan di trotoar jalan. Bagi yang ingin tempat lebih nyaman, sego boran juga ada di berbagai rumah makan di Lamongan. Jangan sampai terlewatkan!
(RNU)