TUBAN : Tak semua mantan napi ingin kembali berbuat kejahatan dan masuk penjara. Terbukti sejumlah mantan napi memilih untuk nyantri di Ponpes. Selain mengaji,di ponpes ini mereka juga diajari cara beternak, bertani dan keterampilan lain.
Meski dengan terbata-bata, Muhammad Choirudin alias Ba’un mencoba melantunkan ayat Alquran di Ponpes Nurussalam Wali Songo, di bukit Gomang, Desa Laju Lor, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Mantan napi kasus pengeroyokan dan pencurian ini datang ke ponpes lantaran ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan meninggalkan masa suram kehidupannya,
"Meski terhitung masih baru, namun saya belajar banyak di sini. Saya ingin tetap di sini sampai saya menjadi baik," ungkap pria dengan tato di wajah dan tanganya.
Selepas mengaji, kebiasaan Ba’un ialah memberi makan kambing dan sap yang dipelihara pengasuh pondok, untuk dirawat oleh ba’un dan teman temannya. Sebagian mantan napi yang lain bercocok tanam dan merawat tanaman jagung dari mulai menanam hingga masa panen.
"Saya senang ada yang membimbing saya di sini," ungkap mantan anggota kelompok punk ini.
Selain kasus pengeroyokan dan pencurian seperti ba’un, mantan napi yang saat ini berjumlah sekitar 50 orang itu/ juga ada kasus seperti pencurian kayu, perampokan, bahkan ada yang menjadi pembunuh bayaran angkatan John Key.
"Dia (santri mantan pembunuh bayaran,red) pulang kampung ke Ciamis. Dia sudah delapan tahun mondok di sini," ungkap Pengasuh Ponpes Nurussalam Wali Songo, KH Abraham Najjah.
Abraham mengatakan di ponpes ini memang sudah biasa menerima para mantan napi untuk nyantri. Pihaknya berharap mereka bisa menjalani hidup yang lebih baik dan berguna bagi masyarakat.
(ADI)