JOMBANG: Upaya memutus rantai penyebaran virus korona (covid-19) di Kabupaten Jombang menuai ganjalan. Sebabnya, sebagian warga masih enggan mengikuti rapid test massal yang digelar tim Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.
Sepinya warga yang ikut rapid test massal ini terjadi di dua desa wilayah Kecamatan Sumobito, Jombang. Awalnya, ditargetkan rapid test ini diikuti sebanyak 250 orang dari dua desa, yaitu Desa Brudu dan Desa Plosokerep. Namun yang datang hanya 88 orang atau sekitar 40 persen.
Rapid test massal ini difokuskan untuk para warga yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi positif covid-19. Selain merapid orang-orang dewasa, rapid test massal juga menyasar anak-anak.
Dari 88 orang yang mengikuti rapid test, empat orang dinyatakan reaktif. Untuk memastikan positif covid-19 atau tidak, empat orang reaktif ini akan dilakukan tes swab.
Kepala Puskesmas Jogoloyo, dr Riski Kurniawati mengatakan tidak bisa berbuat banyak terkait minimnya warga yang mengikuti rapid test. Padahal di kawasan tersebut sudah ada 39 orang yang dinyatakan positif covid-19.
“Kamu sudah berupaya semaksimal mungkin. Mulai melakukan sosialisasi hingga erbagai pendekatan persuasif. Tapi memang belum banyak yang datang di rapid test hari ini, “ ujarnya, Jumat 19 Juni 2020.
Di Kabupaten Jombang sendiri, hingga test rapid test dilakukan jumlah kasus positif covid-19 mencapai 178 orang. Sementara 14 orang diantaranya meninggal dunia dan 16 orang dinyatakan sembuh.
(TOM)