TUBAN : Kabupaten Tuban memiliki tradisi unik yang hingga saat ini dilestarikan. Yakni menggelar ritual khusus yang disebut ulang tahun sapi. Tradisi turun temurun itu dilakukan dengan harapan agar sapi dapat berkembang biak dan membawa berkah bagi pemiliknya.
Budaya unik ini masih dipegang teguh oleh masyarakat di kawasan perbukitan kapur Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Tuban. Tradisi unik ini digelar setiap tahun sekali. Tepatnya di hari Jumat pahing, di minggu pertama bulan Jumadil Akhir (kalender jawa).
Ritual ini dilakukan secara sederhana. Warga secara bergantian mendatangi rumah warga lain yang juga memiliki sapi minimal satu ekor, untuk mengadakan selamatan. Umumnya, pesta ulang tahun, tuan rumah juga harus menyediakan makanan untuk tamunya.
Sajian selamatan di masing-masing rumah warga yang memelihara sapi ini boleh berbeda. Namun ada sebuah hidangan yang tak boleh terlewat. Yakni adanya ketupat, lepet dan sayur lodeh. Ritual ini sudah dijalankan oleh para petani secara turun temurun sejak ratusan bahkan ribuan tahun silam.
Uniknya,kupat dan lepet tak hanya dibagikan kepada tamu saja. Namun sapi-sapi peliharaan warga ini juga mendapat jatah merasakan lezatnya kupat lepet. Pemilik sapi akan memberikan sebagian lepet dan kupat itu pesta ulang tahun selesai dan dibacakan doa. Tak hanya itu, lepet itu juga dikalungkan ke leher sapi.
Menurut salah satu warga yang menggelar tradisi ini, Samiyatun mengatakan ritual ini bertujuan sebagai ucapan terima kasih sekaligus hadiah kepada sapi. Keberedaannya selama ini membantu mereka dalam menggarap areal pertanian dengan membajak sawah.
"Selain pemberian Gusti Allah, rejeki melimpah setiap tahun yang kami dapatkan tidak lepas dari peranan sapi ini," ungkapnya.
Dia mengatakan dengan digelarnya tradisi dan ritual ini, warga berharap sapi peliharaan para petani ini bisa sehat semakin gemuk dan bisa berkembang biaak dengan cepat.
"Semoga membawa rezeki yang menyehatkan untuk kami sekeluarga," ujarnya.
Prosesi ritual ini diakhiri dengan peletakan ketupat diantara empat tiang kandang sapi. Yakni sisi utara, timur, barat dan selatan. Selain itu, sisa dari sajian ritual ini juga diletakan diatas genteng atap kandang sapi.
(ADI)