Jatim Diprediksi Alami Hujan Seperti Jakarta

Banjir di Cawang, Jakarta Timur, Rabu, 1 Januari 2020. Foto: Antara/Aprilio Akbar Banjir di Cawang, Jakarta Timur, Rabu, 1 Januari 2020. Foto: Antara/Aprilio Akbar
Jakarta: Puncak hujan yang melanda Pulau Jawa diperkirakan berlangsung hingga April 2020. Di dua bulan pertama, puncak hujan akan terfokus di wilayah barat Pulau Jawa, meliputi Jakarta dan Jawa Barat.

"Bahkan, pada 1-10 Februari intensitas hujan bakal lebih tinggi dari 1 Januari yang saat ini menyebabkan banjir," kata pakar cuaca dan iklim, Armi Susandi, di acara Breaking News Metro TV, Jumat, 3 Januari 2020.

Hujan ekstrem diperkirakan bergeser dari barat ke timur dalam kurun dua bulan. Hujan sudah dimulai pada 1 Januari hingga Februari mendatang di kawasan Jakarta dan Jawa Barat. 

Pada Maret, kata Armi, hujan ekstrem akan melanda Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tak berhenti di tengah, hujan juga akan bergeser ke timur melanda kawasan Jawa Timur. 

"Untuk itu, penting bagi warga terus memperhatikan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Teknologi mereka sudah canggih, hujan sudah bisa diprediksi hampir akurat," kata dia.

Armi menjelaskan pergerakan hujan ekstrem ini berdasarkan aplikasi yang dibuat BMKG, yakni BMKG-Ocean Forecast System (OFS). Pada aplikasi ini terlihat pergerakan angin dan awan di seluruh Indonesia. Status tinggi rendahnya ditunjukkan berdasarkan warna. Semakin pekat maka kemungkinan akan terjadi cuaca ekstrem semakin besar.

Hujan ekstrem yang menyebabkan banjir menimbulkan banyak korban di awal tahun ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut dari 1 Januari hingga 3 Januari 2020 terdapat 409 ribu warga terdampak banjir dan longsor. Mereka tersebar di sejumlah titik di Jabodetabek.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengatakan wilayah yang paling banyak terdampak, yakni Kota Bekasi dengan total 366.274 jiwa, sedangkan di Kabupaten Bogor sebanyak 13.230 orang.
 
Sementara itu di Jakarta Timur ada 9.122 orang, Jakarta Selatan ada 8.104 orang, dan Kota Tangerang sebanyak 3.350 orang. Adapun warga yang terdampak di Kabupaten Bekasi sekitar 2.846 jiwa dan Jakarta Pusat sebanyak 2.703 jiwa.

Kemudian warga terdampak banjir di Kabupaten Lebak ada 1.500 orang, Jakarta Barat 1.103 oarng, Jakarta Utara ada 908 jiwa. Kamudian di Kota Tangerang Selatan ada 700 yang terdampak banjir dan longsor.
 
Sementara itu, jumah korban jiwa di Jabodetabek mencapai 43 jiwa. Ia memerinci, korban meninggal terbanyak ada di Kabupaten Bogor dengan jumlah 16 orang. Kemudian tujuh orang meninggal di Jakarta timur.
 
"Berdasarkan data terakhir, jumlah korban meninggal dunia, di Jakarta Pusat satu orang, Jakarta Barat satu orang, Jakarta Timur tujuh orang, Kota Depok tiga orang, Kota Bekasi tiga orang, Kota Bogor satu orang, Kota Tangerang satu orang, Kota Tangerang Selatan satu orang, Kabupaten Bogor 16 orang, Kabupaten Bekasi satu orang, dan Kabupaten Lebak delapan," kata Agus.
 
Agus juga mengatakan korban meninggal sebagian besar karena terseret arus banjir. Tercatat, sebanyak 17 orang tewas karena faktor tersebut.
 
"Sebanyak 12 orang tertimbun longsor, 5 orang tersengat listrik, dan 3 orang hipotermia," tutur Agus.


(IDM)

Berita Terkait