Pulau Kangean Darurat Dokter Spesialis

Salah seorang pasien patah tulang harus dirujuk ke  RS Sumenep lantaran di tak ada dokter spesialis di Kangean Salah seorang pasien patah tulang harus dirujuk ke RS Sumenep lantaran di tak ada dokter spesialis di Kangean

SUMENEP : Layanan kesehatan di Sumenep belum merata. Seperti yang dirasakan warga Kepulauan Kangaen. Akses pulau yang sulit menyebabkan kawasan ini tak ada satupun dokter spesialis. Sehingga untuk korban patah tulang, pasien anak dan melahirkan tak bisa langsung terlayani. 

Pasien yang membutuhkan layanan dokter spesialis harus dirujuk ke darat. Butuh waktu 12 jam untuk menyeberangi laut. Belum lagi ditambah dengan resiko cuaca buruk. Hal ini membuat warga Kangean sangat berharap adanya dokter spesialis. 

"Di sini (Kangean,red) hampir tak pernah ada dokter spesialisnya. Sehingga harus dirujuk ke daratan," ungkap Mihosen, salah satu keluarga pasien patah tulang yang dirawat di rumah sakit Sumenep. 

Dia merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Arjasa. Pria ini membutuhkan penanganan dari dokter ortopedi
karena patah tulang. Rujukan serupa juga akan dilakukan ketika puskesmas ini mendapat pasien anak
dan kandungan. 

"Semuanya harus di rujuk ke darat. Karena butuh waktu lama banyak yang meninggal di perjalan," terangnya.  

Sementara itu, Kepala Puskesmas Arjasa,  Hidayatur Rahman tak bisa berbuat banyak terkait kondisi itu. Sebab ia sudah berulangkali mengusulkan ke Dinas Kesehatan Sumenep, namun hingga saat ini tak ada solusi.

"Ya kami tak bisa menolak pasien. Tetap kami layani jika kondisi darurat kami akan berkonsultasi dengan  dokter spesialis di daratan," terangnya.

Hanya saja apa yang dilakukan itu memang sangat beresiko. Sebab mereka bisa dituntut jika melakukan
tindakan medis tak sesuai bidangnya.

"Ya kami sudah pasrah. Tak hanya dokter spesilias, distribusi obat juga sering terganggu," pungkasnya. 
 


(ADI)