Hentikan Dualisme, Arema FC Akan Beli Arema Indonesia

Arema  (Foto / Istimewa) Arema (Foto / Istimewa)

MALANG : Masalah dualisme di tim Arema selalu menjadi isu hangat di setiap musim. Perlu diketahui sejak 2011 di Malang ada dua tim menggunakan nama Arema dengan julukan yang sama pula yakni, Singo Edan. Saat ini, Arema FC berlaga di Liga 1 dan Arema Indonesia berlaga di Liga 3. Dukungan Aremania pun terpecah. Sebagian mendukung perjuangan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, dan sebagian mendukung Arema Indonesia di Stadion Gajayana, Malang.

“Yang saya kerjakan bagaimana persoalan dualisme selesai. Supaya bersatu, jalan bareng stadionnya penuh tanpa terpecah. Agar masalah selesai. Saya ingin membeli Arema satunya (Arema Indonesia),” ujar Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, Kamis, 17 Juni 2021

Gilang mengatakan, rencana pembelian itu sedang dimatangkan dan mereka berusaha membuka komunikasi dengan pihak Arema Indonesia. Rencananya, Arema Indonesia akan dijadikan tim satelit sebagai tempat pembinaan pemain muda untuk diorbitkan di Arema FC.

“Ayo kita selesaikan kita bergabung dan kita jadikan Arema Indonesia sebagai klub satelit. Untuk pembinaan kita di Liga 3 untuk kami naikan pemain junior ke senior. Kita sedang berusaha membuka komunikasi bareng dengan pihak Arema Indonesia,” kata Gilang.

Setelah langkah pembelian itu dilakukam, lanjut Gilang, akan lebih mudah pula pihaknya dalam berkoordinasi dengan banyak pihak yang menjadi stake holder Arema termasuk pihak Yayasan Arema.

“Ini itikad baik dan jalan kami yang terasa paling tepay untuk menyatukan Arema dengan cara menjadi satu pengelolaan,” imbuh Gilang.

Gilang mengaku inisiatif ini murni datang dari dirinya karena banyak Aremania sangat mengharap ada langkah kongkrit yang dilakukan karena dualisme tak kujung usai. Gilang mengharapkan dukungan semua pihak untuk mewujudkannya.

“Kami juga ingin mendapatkan banyak dukungan dan masukan agar langkah ini bisa cepat terwujud. Kami mengetuk hati banyak pihak agar sungguh sungguh bersama melangkah demi Arema berprestasi dan Aremania bersatu kembali,” tandasnya.

Arema Indonesia ‘Not For Sale’

Arema Indonesia sejak dipulihkan kembali oleh PSSI pada 2017 silam harus berkompetisi di Liga 3. Novi selaku istri mendiang Sam Ikul menjadi pengelola Arema Indonesia bersama manajemen lainnya.

Novi mengaku akan terus memegang amanah Sam Ikul dalam pengelolaan Arema Indonesia. Menurutnya, ada sejarah yang harus dipertahankan oleh keluarga pendiri Arema ini. Dia menyebut, memang tim Arema Indonesia tidak sekaya Arema FC, tetapi dengan semangat dan niatan menjaga sejarah Arema Indonesia tidak akan pernah dijual.

“Kami menjaga amanah almarhum (Lucky) untuk terus mempertahankan sejarah. Bersama anak-anak, manajemen, tidak akan menjual Arema kita tetap akan semangat. Saya tidak kenal Gilang. Meskipun tidak sekaya mereka (Arema FC). Dengan hidup kami terutama saya, sam Ikul (Lucky) almarhum itu semangatnya hidup tidak equal rupiah. Tapi hidup itu equal martabat,” kata Novi.

Senada dengan keluarga Sam Ikul, pendukung setia Arema Indonesia, Yez menolak tim kebanggaannya dibeli oleh Presiden Arema FC. Menurutnya, produk klub sepak bola dari yayasan Arema hanyalah Arema Indonesia bukan yang lain.

“Kita sebagai suporter Arema Indonesia menolak dan dengan tegas, menyatakan bahwa Arema Indonesia tidak dijual dan tidak ada nilai tawarnya dengan nominal rupiah berapapun,” ujar Yez.

Menurut Yez, Aremania, pendukung Arema Indonesia, menganggap dualisme sebenarnya sudah selesai pasca Arema FC menggunakan PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI). Sedangkan tim yang mereka dukung tetap memakai PT Arema Indonesia.

“Di 2011 hingga 2014 bisa dibilang manajemen sama-sama klaim PT Arema Indonesia. Tapi sejak Arema FC menyatakan diri dia PT AABBI sudah tidak ada dualisme. Dualisme terjadi jika dalam satu lembaga ada dua kepemimpinan,” tandas Yez


(ADI)