LUMAJANG: Ratusan pegiat budaya dari berbagai daerah di Indonesia menggelar ritual Ruwat Jagad Mahameru di Situs Selogending, Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur, Senin 14 Februari 2022
Para pegiat budaya membuat seribu sesajen dan kembang yang dipersembahkan dalam ritual sakral ini. Selain meminta keselamatan, ritual ini sekaligus sebagai ajang konsolidasi dalam mengawal kasus Hadfana Firdaus yang menendang sesajen di kawasan aliran lahar Gunung Semeru.
"Tradisi ruwatan atau do’a bersama ini sengaja digelar para pegiat budaya sebagai bentuk dukungan moral dalam mengawal kasus penendangan sesajen yang dilakukan oleh tersangka hadfana firdaus pada awal bulan lalu, " ujar Mansur Hidayat, Pegiat Budaya Nusantara.
Para pegiat budaya ini berharap, aparat kepolisian bertindak tegas dan profesional dengan terus memproses kasus hadfana hingga ditingkat pengadilan.
BACA: Jadi Tersangka Penodaan Agama, Penendang Sesajen Semeru Jebolan UIN Sunan Kalijaga
"Kasus itu harus dijadikan pelajaran semua pihak untuk tetap saling menghormati dan melestarikan budaya sesajen yang sejatinya merupakan budaya nusantara, khususnya di tanah Jawa, " ujarnya.
Sementara acara ritual ini dipimpin langsung Dukun Adat Tengger, Romo Gatot Hardjo. Ritual diawali dengan dengan membacakan mantra doa untuk para leluhur atau penjaga Gunung Semeru, terutama yang petilasannya berada di situs ini, seperti Mbah Selogending, Mbah Wagung Prabu, Mbah Tedjo Kusumo dan Mbah Pukulan.
Selain untuk melestarikan budaya dan tradisi ritual ini juga bertujuan menjaga keseimbangan alam semeru agar masyarakat yang tinggal di lereng gunung api tertinggi di pulau jawa ini terhindari dari ancaman bahaya vulkaniknya.
(TOM)