JOMBANG : Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim, akhirnya menemukan struktur Candi Wahana di situs Pandegong, yang terletak di Dusun Kwasen, Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. Candi Wahana yang biasanya difungsikan sebagai tempat tunggangan para Dewa Trimurti itu, merupakan candi pendamping pada candi utama yang dibangun pada abad ke-10, di era Empu Sendok.
Ketua Tim Ekskavasi BPCP Jatim, Albertus Agung Vidi Susanto menjelaskan, pada hari ke-10 ini, tim mampu menampakkan dimensi struktur Candi Wahana. "Kita sudah berhasil membuktikan data jika wahana atau perwara pada candi utama itu jumlahnya ada tiga," terangnya, Jumat 22 April 2022.
Vidi mengaku jika bentuk yang dapat ditampakkan secara utuh dimensinya hanya ada satu, yaitu struktur Candi Wahana yang ada di sebalah selatan. "Bentuk yang kita tampakkan utuh hanya sebelah selatan. Untuk yang dua, tengah dan bagian utara kita hanya gali beberapa," bebernya.
Vidi menyebut, jika secara ukuran bentuknya, BPCB sudah memiliki data pastinya. Meskipun untuk yang dua struktur lainnya masih ada sejumlah kendala. Dikatakan Vidi, secara volume kerja, tim ekskavasi sudah tuntas dan sesuai dengan target awal.
"Sementara yang tengah ini ada makam, dan masih kita tunggu pembongkaran yang dilakukan pemerintah desa. Yang jelas makam ini beridiri diatas struktur yang merupakan bagian daripada candi wahana," paparnya.
Baca juga : Mudik ke Malang, Waspadai Sejumlah Titik Rawan Macet Ini
Ia merinci jika ukuran setiap struktur Candi Wahana adalah 310 hingga 320 sentimeter persegi. Lantaran, ada banyak pohon disini sebelumnya, Vidi mengaku jika ada sedikit perbedaan ukuran akibat dari pemekaran oleh akar pohon.
"Kenapa ukurannya berbeda mungkin itu ada kemlesakan ya, karena ada akar pohon lalu struktur itu ada yang mekar, rusak, sehingga ukurannya berbeda, namun kemungkinan bentuknya itu persegi," terangnya.
Vidi menyebut, saat ini struktur Candi Wahana saat ini hanya tersisa 6 hingga 7 lapis. “Ya kira-kira 60 sentimeter lah,” tegasnya. Selain struktur, Vidi mengaku jika pada ekskavasi hari ke-7, dia menemukan temuan lepas kepala nandi, dan fragmen pergelangan tangan.
"Nandi itu juga menguatkan kita adanya candi wahana, karena nandi itu bagian dari candi wahana dewa siwa. Selain itu ada fragmen pergelangan tangan yang memegang sesuatu benda yang merupakan kendi," ujarnya.
Ia mengaku pergelangan tangan yang memegang kendi ini biasanya dalam konteks dewa-dewa ini adalah bagian dari agastia atau Resi Mahaguru. "Itu memguatkan dugaan kita jika pada tahun dulu kita sempat menemukan nandiswara dan mahakala, otomatis dengan temuan ini maka menguatkan jika relung ini terdiri dari arca-arca," kata Vidi.
Ia menegaskan jika dalam ekskavasi ini juga ditemukan kesimpulan jika bagian utama dari sumuran terdapat kerusakan yang cukup parah akibat penjarahan. Hal ini dikuatkan dengan bukti, bahwa penggalian di tengah sumur sudah mencapai dasar. Namun, belum juga diketemukan peripihnya.
"Sumuran candi kita sudah gali sampai kedalaman 4 meter lebih, dan sudah sampai pada dasar sumuran atau lantai. Dan kondisinya cukup memprihatinkan, karena ada kerusakan pada bagian utara, dan selatan. Bisa dipastikan jika peripihnya hilang, karena penjarahan, karena kita sudah tidak menemukan itu di dasar sumuran," pungkasnya.
(ADI)