Clicks: Pondok pesantren (ponpes) merupakan tempat pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tentang agama Islam. Tempat itu diperuntukkan bagi para santri yang nantinya akan diasuh oleh pengasuh pondok pesantren atau kiai yang bermukim bersama-sama dalam satu area.
Selain dijadikan sebagai tempat pendidikan dan dakwah keagamaan, ternyata ponpes juga bisa menjadi sentra perekonomian lho. Salah satu ponpes yang sudah menerapkan hal itu, yakni Pondok Pesantren Al Ishlah yang berlokasi di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Di sana, mereka mengelola sebuah koperasi yang bergerak dalam bidang pemindangan di daerah tapal kuda Jawa Timur. Pemindangan ikan merupakan upaya pengawetan sekaligus pengolahan ikan yang menggunakan teknik penggaraman dan pengasapan.
Koperasi dalam pesantren itu dijadikan sebagai tempat pertemuan para pedagang besar ikan pindang dari berbagai kota di Jawa Timur, seperti Jember, Muncar, Banyuwangi, Situbondo, hingga Probolinggi. Hal ini mengingat lokasinya yang dekat dengan pasar Kota Kulon.
Pasalnya, puluhan ton ikan hasil pemindangan diangkut menggunakan truk per harinya. Atas dasar tersebut. Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) akhirnya menyetujui pengajuan bantuan gudang beku (cold storage) portable dengan kapasitas 50 ton. Selain menjadi tempat penampungan bahan baku pindang, gudang itu juga bisa digunakan sebagai sarana penyimpanan ikan pindang yang tidak habis terjual.
Dengan hadirnya gudang beku itu, diharapkan dapat membantu para pemindang yang selama ini mengalami kesulitan bahan baku. “Bantuan ini juga membantu kemandirian pesantren sebagaimana yang diinginkan oleh Presiden RI tentang percepatan kemandirian pesantren,” kata Pimpinan Ponpes Al Ishlah, KH Thoha Yusuf Zakaria pada Rabu, 17 Februari 2021, seperti dilansir dari Kominfo.jatimprov.go.id.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Agung Tri Handono, pun mengapresiasi pemerintah pusat, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan, atas bantuan yang telah diberikan. Menurutnya, bantuan berupa gudang beku bisa menjadi solusi yang tepat agar warga Bondowoso dapat menikmati ikan segar, mengingat daerah tersebut tak memiliki wilayah laut.
“Keberadaan gudang beku ini memberikan kemudahan masyarakat setempat untuk mendapatkan ikan dengan kualitas baik. Hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah untuk meningkatkan konsumsi ikan di tengah masyarakat,” jelas Agung.
Agung juga optimistis dengan adanya gudang beku itu dapat menjaga keberlangsungan ikan pindang di Bondowoso. Apalagi pemindangan merupakan usaha utama di sana yang dapat menggerakan sektor lainnya. Salah satunya adalah industri kerajinan rumah tangga yang memproduksi besek untuk kemasan ikan pindang.
Selain itu, ia juga berharap agar angka konsumi ikan masyarakat Bondowoso dapat meningkat. Sebab, angka konsumi ikan di sana masih tergolong rendah selama 2020, yaitu 21,19 kilogram per kapita.
“Untuk itu kami menargetkan agar angka konsumsi ikan ini bisa naik dan mendekati angka regional Jawa Timur, yakni sekitar 38 kilogram per kapita,” tutupnya.
(SYI)