JOMBANG : Warga di perbatasan Jombang-Nganjuk memanfaatkan perahu penyeberangan untuk mudik dan melakukan perjalanan antarwilayah. Cara ini mereka lakukan untuk menghindari pos penyekatan di jalur-jalur utama.
Pemandangan ini seperti terjadi di penyeberangan Sungai Brantas Desa Munung, Kecamatan Jatikalen, Kabupateng Nganjuk. Puluhan pemudik menaikkan motor dan mobil mereka ke atas perahu tradisional.
Melalui perahu penyeberangan ini mereka bisa melintas ke wilayah Kabupaten Jombang melalui Desa Megaluh, tanpa harus melewati posko penyekatan. Warga mengaku memilih jalur ini untuk bepergian dari Nganjuk ke Jombang atau sebaliknya. Sebab, di jalan raya banyak penyekatan yang dilakukan petugas.
Agar lolos, mereka harus membawa surat keterangan hasil rapid test dan surat jalan minimal dari kepala desa. Sementara jika melewati jalan alternatif dengan menyebrangi Sungai Brantas naik perahu tradisional ini warga bisa leluasa dan tidak terkena pemeriksaan sama sekali.
"Di jalan banyak penyekatan. Jadi lewat sini saja, pakai perahu. Aman kok," kata salah seorang warga Aji Kiswoyo, Minggu 9 Mei 2021.
Selain mudik, ragam alasan warga bepergian ke luar kota di hari larangan mudik ini. Ada yang karena ingin belanja dan ada juga yang ingin bermain ke rumah teman atau saudaranya.
Diketahui, di desa ini, ada banyak perahu yang menyediakan jasa penyebrangan. Meski dari sisi keamanan tidak direkomendasikan, perahu-perahu buatan warga ini mampu mengangkut dan menyebrangkan dua mobil sekaligus.
(ADI)