BANYUWANGI : Reruntuhan situs kuno ditemukan di Dusun Balak Kidul, Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Situs kuno berbentuk bata terakota berwarna merah itu secara tak sengaja ditemukan warga di areal tambang galian C milik Salam, warga Kecamatan Banyuwangi. Adalah Sugiyanto (45), buruh tani asal Dusun Arjosari, Desa Bedewang, Kecamatan Songgon, yang tidak sengaja menemukan situs kuno itu sekitar sebulan yang lalu di areal sekitar tambang sedalam kurang lebih dua meter di bawah tanah.
"Tidak sengaja melihat ada bebatuan berukuran besar di dekat sawah yang saya garap," ujarnya, Sabtu 29 April 2023.
Saat ditemukan, bata tersebut sudah dalam kondisi tidak utuh atau rusak. Banyak yang kondisinya sudah pecah. Namun beberapa diantaranya masih utuh. Secara kasat mata, ukuran batu bata yang ditemukan tersebut begitu besar, tidak seperti batu bata bangunan yang biasa ditemui pada umumnya. Saat diukur, batu bata tersebut memiliki panjang 35 centimeter, lebar 18 centimeter dan tebal 8 centimeter.
Merasa janggal, Sugiyanto kemudian berinisiatif melaporkan penemuannya itu kepada kepala dusun setempat. Lantas ditanggapi dengan meninjau lokasi kembali di areal tambang tambang galian C untuk memastikan kebenarannya.
“Sekitar sebulan yang lalu oleh Pak Muhidin (Kepala Dusun Arjosari) didatangi lokasinya dan divideokan,” ujar Sugiyanto.
baca juga : Dua Pemerkosaan Siswi SMP di Surabaya Tertangkap
Berkas video yang didapatkan dari hasil tinjauan itu belakangan diunggah ke media sosial. Sugiyanto menyatakan, banyak warga yang mengetahui keberadaan situs kuno itu berdasar video yang diunggah. “Orang-orang luar akhirnya mulai mengetahui adanya situs kuno tersebut dari video yang direkam,” ungkapnya.
Areal tambang galian C yang menjadi lokasi penemuan situs bebatuan bata merah itu berada di perbatasan dua desa yakni, Desa Balak dan Desa Parangharjo. Aparatur pemerintah desa setempat menyatakan, sejumlah desa di Kecamatan Songgon disebut kerap muncul penemuan batu bata peninggalan sejarah.
"Kalau menurut cerita floklore wilayah bersejarah dulu," kata Sekretaris Desa Parangharjo, Khoirul Anam. Diakui Khorul, batu bata merah yang ditemukan di areal tambang pasir itu jumlahnya cukup banyak. Bahkan sulit untuk dihitung. "Yang ditemukan mungkin ratusan. Sedangkan yang terpendam belum tahu jumlahnya berapa," ungkapnya.
Menurut Khoirul, benda yang ditemukan warga bukan hanya terakota batu bata kuno saja, namun juga ada artefak lain. "Ada pecahan keramik, tembikar, dan terakota lainnya," ujarnya.
Untuk mengamankan benda bersejarah itu dari pihak yang tidak bertanggung jawab, pihak desa telah berkoordinasi dengan aparat setempat. "Kita sudah kordinasi dengan Polsek dan pihak Kecamatan Songgon. Termasuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata," ungkap Khoirul.
Pihak desa setempat juga sudah berkoordinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banyuwangi, untuk penanganan lebih lanjut terkait penemuan situs kuno itu.
(ADI)