Empon-empon, Primadona di Tengah Ancaman Korona

Pembeli empon-empon di Pasar Pasuruan meningkat setelah dua WNI dinyatakan postif tertular virus corona. (foto/metrotv) Pembeli empon-empon di Pasar Pasuruan meningkat setelah dua WNI dinyatakan postif tertular virus corona. (foto/metrotv)
PASURUAN. Empon-empon mendadak laris manis di sejumlah daerah. Salah satunya di Pasuruan, Jawa Timur.  Pemicunya,  ramuan tradisional dari bahan rempah-rempah itu disebut  obat ampuh menangkal  virus corona.

Di sejumlah pasar Pasuruan, pedagang mengaku penjualan empon-empon sudah meningkat  sejak Selasa, 3 Maret 2020. Bahkan keuntungan pedagang berlipat karena harga empon-empon juga ikut naik. Dalam sehari mereka bisa meraup untung Rp 200 ribu.

"Sejak hari selasa sudah banyak yang beli. Harganya juga sudah naik, lima ribu per kilonya, " ujar Khasanah, salah satu pedagang empon-empon di pasar tradisional Pasuruan, Rabu 4 Maret 2020.  

Melejitnya nama empon-empon tak lepas dari pesan berantai yang beredar di media sosial yang menyebut sebagai obat penangkal dari virus corona. Apalagi, pesan itu disebut berasal dari  Guru Besar Biomolekuler Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Profesor Chairul Anwar Nidom yang berasal dari Pasuruan.

Salah satu pembeli empon-empon, Emma Assegaf mengakui jika tertarik membeli karena informasi dari media sosial. Dari informasi itu disebutkan jika empon-empon bisa menangkal virus korona.

"Tahunya dari medsos, termasuk cara buatnya. Saya coba beli dan bikin untuk keluarga. Sekalian untuk jaga kesehatan, biar tidak kena korona, " ujarnya.    

Nama empon-empon sebenarnya sudah dikenal sejak lama, terutama di Jawa.  Empon-empon  biasa dipakai sebagai bumbu memasak dan juga obat tradisional. Mulai dari  jahe, kunyit, temu lawak, kencur, laos, daun sereh, kayu manis dan sebagainya.

Saat ini, empon-empon menjadi primadona baru di berbagai wilayah Indonesia. Tidak hanya diserbu masyarakat Jawa Timur. Namun juga sudah merabah hingga Yogjakarta bahkan juga luar Jawa, seperti di Lampung.  


(RNU)