PASURUAN : Memasuki bulan kedua kalender Tengger atau dua bulan setelah yadnya kasada,ratusan warga suku Tengger brang kulon di Kabupaten Pasuruan menggelar upacara Karo. Upacara ini, sebagai bentuk syukur kepada tuhan yang maha esa atas diciptakannya Roro Anteng dan Joko Seger sebagai leluhur warga suku Tengger. Dalam upacara karo ini, warga juga berdoa agar wabah covid-19 segera berakhir.
Upacara ini diikuti, 200an warga suku Tengger brang kulon yang berasal dari 14 Desa di Pasuruan. Di antaranya warga Desa Tosari dan Wonokitri, Desa Ngadirejo dan Kayukebek, serta warga Desa Keduwung, Puspo.
Upacara Karo ini didahului dengan tradisi mblarai, yang menampilkan tarian sodoran dari sesepuh suku Tengger. Lalu, dilanjutkan oleh penari dari 14 desa yang ikut dalam upacara Karo dengan membawa 12 tongkat bambu yang menandakan bahwa dalam satu tahun ada 12 bulan.
Tarian sodoran yang ditampilkan merupakan sebuah tarian sakral suku Tengger yang menggambarkan hubungan suami istri leluhur suku Tengger, yakni Roro Anteng dan Joko Seger yang memiliki 25 orang anak.
Dukun pandhita brang kulon, Eko Warnoto mengatakan upacara karo ini digelar sebagai wujud rasa syukur kepada tuhan yang maha esa atas terciptanya pasangan leluhurnya itu.
"Kami juga berdoa agar virus korona cepat hilang dari Indonesia," terangnya.
Sementara itu, kepala Desa Tosari, Wafik Imron yang ikut dalam upacara Karo menjelaskan pelaksanaan upacara karo untuk tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena saat ini sedang terjadi wabah covid-19.
"Jumlah peserta upacara Karo dibatasi dan hanya diikuti oleh beberapa perwakilan warga desa saja, dengan memenuhi protokol kesehatan," terangnya.
(ADI)