JEMBER : Postur gagah, serta kicauannya yang lantang membuat burung murai batu medan selama ini begitu populer sehingga harganya pun selangit. Namun siapa sangka, membudidayakan burung istimewa endemik hutan Sumatera ini ternyata cukup mudah seperti yang dilakukan seorang penangkar di Jember, Jawa Timur.
Rumah Andi Susanto, di Desa Kencong, Kecamatan Kencong Jember ini sepintas seperti hunian biasa. Namun di belakang rumah, terdapat sejumlah kandang tempat penangkaran burung murai batu medan. Tak perlu lahan luas memang, halaman belakang rumah pun bisa dimanfaatkan untuk membudidayakan burung endemik hutan sumatera ini.
Murai batu medan selama ini cukup populer karena selain posturnya yang gagah, burung ini juga disuka karena kicauannya yang merdu dan lantang. Soal harga, murai batu cukup fantastis. Seekor anakan saja harganya dibanderol mulai dari Rp 1,5 juta.
"Sedangkan indukan yang telah memiliki prestasi di arena kontes, bisa mencapai Rp 35 juta per ekor," kata peternak murai batu medan, Andi Susanto.
Maka tak heran, banyak penghobies mencoba menangkarkannya sebagai peluang usaha sekaligus upaya pelestarian, cara pembudidayaannya pun relatif mudah. Di kandang berukuran 1X2 meter sepasang murai batu medan cukup butuh waktu satu minggu hingga kawin.
"Satu lagi keistimewaan burung ini, murai batu medan bisa meniru kicauan hampir semua jenis burung seperti, kenari, cililin, hingga burung gereja," ungkapnya.
Namun tentu saja harus dengan latihan khusus, salah satunya dengan memanfaatkan media pemutar audio atau rekaman suara burung jenis lain. Dari kegiatan penangkaran ini, Andi bisa meraup omzet hingga jutaan per bulan.
(ADI)