Seleksi Akhir Akpol Pakai Teknologi Analisis Komposisi Tubuh dan Kepribadian

Dokumentasi SSDM Polri Dokumentasi SSDM Polri

Jakarta: SSDM Polri sebagai panitia penyelenggara rekrutmen pusat menggunakan teknologi digital untuk mendeteksi kondisi tubuh yang bernama Body Composition Analyzer dan Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) II dengan metode Computer Assisted Test (CAT). Alat ini digunakan pada tahap akhir seleksi taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun Anggaran 2024.

"Tahun ini teknologi baru yang kita gunakan dalam proses rekrutmen ada MMPI II online dan Body Composition Analyzer. Minnesota Multiphasic Personality Inventory itu untuk psikologis ya, menggali kepribadian seseorang, mendeteksi gangguan mental pada seseorang," terang Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri), Irjen Pol Dedi Prasetyo, dikutip dari Tribratanews, Kamis, 11 Juli 2924.

Dedi menjelaskan bahwa Body Composition Analyzer digunakan untuk mendeteksi dini kemungkinan cedera pada tulang dan otot. Alat ini bisa meddeteksi dini kemungkinan-kemungkinan cedera otot tendon dan tulang saat aktivitas fisik..

Dedi menyebut penggunaan instrumen digital dalam proses seleksi anggota baru diharapkan dapat meningkatkan objektivitas hasil pemeriksaan. Polri diharuskan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

"Proses rekrutmen dan pengembangan SDM Polri ini kita harapkan bersama, agar serba digital, menggunakan alat-alat canggih atau teknologi terkini. Karena memang menghadapi tantangan zaman, kita harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, termasuk dalam proses pemeriksaan kesehatan, psikologi, akademik dan fisik," jelas mantan Kadiv Humas Polri ini.

Kepala Biro Kesehatan Polri Brigjen Pol I Gusti Gede Maha Andika menjelaskan cara kerja alat Body Composition Analyzer yang mengecek komposisi tubuh, termasuk lemak, massa otot, massa tulang, umur sel metabolisme, kandungan air, pembakaran aktivitas tubuh, lemak perut, dan lain-lain. Pemeriksaan ini juga mencakup pemeriksaan darah, HbA1c untuk prediksi diabetes melitus, cek anti-HCV untuk Hepatitis C, serta USG dan USG abdomen.

“Di samping pemeriksaan lain yang sudah biasa dilakukan seperti cek fungsi paru atau spirometri, dan pemeriksaan lain oleh 11 spesialis klinis," ujar Brigjen. Pol. Gusti.

Terkait tes MMPI II, Brigjen. Pol. Gusti menyebutkan bahwa perbedaannya dengan MMPI pertama terletak pada variasi pertanyaan yang baru dan bisa diacak. MMPI II juga menyajikan soal-soal tes dengan hasil yang lebih rinci.


(SUR)

Berita Terkait