Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, penanganan stunting menjadi salah satu prioritas Pemkab Banyuwangi karena dampaknya terkait masa depan generasi bangsa.
Salah satu upaya pencegahannya dengan mengoptimalkan Program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pranikah, kepada calon pengantin dari program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Hal ini sebagai bekal para calon pengantin tentang berbagai informasi persiapan kehamilan, dan bagaimana menjaga kesehatan diri dan pasangan agar saat hamil dalam keadaan sehat, sehingga melahirkan anak-anak yang sehat terhindar dari stunting.
"Ini adalah upaya pencegahan stunting dari hulu agar bayi-bayi yang dilahirkan tidak berpotensi stunting. Kami cegah faktor risikonya, deteksi sejak dini dan diintervensi," ujar Ipuk Fiestiandani, dilansir dari Antaranews.com, Kamis 2 Februari 2023.
Konseling dan skrining kesehatan calon pengantin dilakukan oleh tim pendamping keluarga (TPK), terdiri dari unsur PKK, kader KB dan bidan di tiap desa, melalui aplikasi Elsimil (elektronik siap nikah dan hamil).
"TPK memastikan setiap keluarga yang teridentifikasi berisiko stunting bisa mendapatkan intervensi dari pemerintah. Ibu hamil dengan risiko tinggi, kami pantau dan intervensi nutrisi-nya mencegah bayi lahir stunting," ujar Ipuk.
Lebih lanjut, Ipuk mengatakan, pada tahun ini Pemkab Banyuwangi mengalokasikan sekitar Rp7 miliar untuk intervensi nutrisi ibu hamil berisiko tinggi dan bayi di bawah dua tahun (baduta) yang stunting dari keluarga tidak mampu.
(SUR)