Bahkan, keluarga juga melakukan ritual di pantai dengan melempar bantal dan kelapa muda dengan harapan anaknya ketemu. Namun hingga kini proses pencarian belum membuah hasil.
Informasi yang dihimpun, korban hilang ditelan ombak pantai saat berenang sendirian. Sementara enam temannya bermain sepak bola di tepi pantai. Menurut teman korban, Ade, korban bersama teman lainnya memang menghabiskan akhir pekan dengan mengunjungi Pantai Aseban. Di pantai itu mereka sepakat hanya bermain sepak bola di pinggir pantai tanpa mandi di laut.
Namun, entah mengapa tiba-tiba Hafizh menceburkan diri ke pantai dan kemudian terseret ombak hingga ke tengah selanjutnya hilang.
"Kami semua kaget dan ketakutan tidak bisa menolong. Ombaknya besar," katanya.
Saat itu dia bersama teman-temannya melaporkan kejadian tersebut kepada warga hingga diteruskan di Basarnas dan Polairud. Selanjutnya dilakukan pencarian.
Petugas Polairud Polres Jember Iptu Nai mengatakan, peristiwa hilangnya pelajar SMP terjadi pada Sabtu 27 Februari 2021. Korban dilaporkan hilang sesaat setelah bermain bola.
"Ada dugaan korban tidak bisa berenang. Dia terseret ombak hingga ke tengah dan hilang. Kami bersama petugas masih melakukan pencarian," ujarnya.
(ADI)