GRESIK : Meski memiliki kekurangan fisik, namun seorang santri tuna netra di ponpes Yatim Indonesia, Gresik mampu menghafal Al-Qur'an. Hebatnya santri berusia 32 ini tidak menggunakan alat bantu broile dalam menghafal, melainkan hanya mendengarkan suara mengaji temannya hingga berhasil menghafal Al-Qur'an 30 juz.
Adalah Setyanto Catur Arista. Sudah dua tahun ia menjadi santri pondok pesantren yatim Indonesia Himmatun Ayat yang berada di Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Gresik.
Meski tuna netra, namun pemuda berusia 32 tahun ini adalah warga Jombang ini diberikan keistimewaan. Pendegaran dan daya ingatnya luar biasa. Aris mampu menghafal 30 juz Al-Qur'an hanya dengan cara mendengar.
"Aris memang memiliki keistimewaan. Dia bisa menghafal tanpa menggunakan alat bantu baca broile. Cukup hanya dengan mendengarkan suara temannya mengaji secara berulang-ulang," kata Pengasuh Ponpes Yatim Indonesia, Latifah.
Aris adalah dua dari 15 santri ponpes Yatim Indonesia yang mampu menjadi hafidz. Sebelum mengalami kebutaan, saat usia masih TK kedua mata Aris sebenarnya normal. Namun, tuhan berkehendak lain, sebuah kejadian memilukan menimpanya.
"Saat itu pakdenya sedang merokok, abu rokok yang masih menyala jatuh tanpa disengaja mengenai Aris. Lalu entah bagaimana, saat pakdenya mencoba menyingkirkan abu rokok itu, justru terkena alat kelamin Aris," terangnya.
Aris yang masih TK saat itu sontak terkejut dan kesakitan. Letupan abu rokok itu berdampak buruk hingga mengakibatkan saraf matanya tidak terhubung lagi ke otaknya. Bahkan, kedua bola mata aris berputar sendiri.
"Penglihatannya semakin memburuk saat masuk SMA. Kedua mata Aris tidak bisa melihat lagi. Akhirnya ia dengan terpaksa meninggalkan bangku sekolah," terangnya.
Kondisi Aris semakin memilikukan, sebab dalam kondisi mengalami kebutaan ia harus kehilangan kedua orang tuanya. Oleh saudaranya Aris kemudian dikirim ke Ponpes Yatim Indonesia.
"Keluarga dan kami sudah berjuang membawa ke tim medis. Namun sejumlah dokter angkat tangan tidak berani melakukan operasi," katanya.
Meski dengan keterbatasan dan termotivasi kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia. Aris tidak hanya berhasil menghafal Al-Qur'an namun juga mampu menerjemahkan makna dan isi kandungan Al-Qur'an.
Saat ini Ponpes Yatim Indonesia memiliki 15 santri putra putri. Belasan santri ini kebanyakan dari luar jawa, seperti dari Papua, Maumere Flores (NTT) dan Aceh.
Aris berharap bisa mengabdi serta menularkan ilmunya kepada adik-adiknya di Ponpes Yatim Indonesia agar bisa menghafal dan menterjemahkan Al-Qur'an seperti dirinya.
(ADI)