Ketum PSSI Ogah Mundur Terkait Tragedi Kanjuruhan, Pilih Sentil Kekurangan Stadion

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola (PSSI), Mochamad Iriawan atau Iwan Bule berdoa di depan salah satu pintu stadion Kanjuruhan (Foto / Metro TV) Ketua Umum Persatuan Sepak Bola (PSSI), Mochamad Iriawan atau Iwan Bule berdoa di depan salah satu pintu stadion Kanjuruhan (Foto / Metro TV)

MALANG : Ketua Umum Persatuan Sepak Bola (PSSI), Mochamad Iriawan atau Iwan Bule enggan mengomentari terkait desakan publik memintanya untuk mundur. Dia beralasan ogah mundur lantaran sebagai bentuk tanggung jawab terkait tragedi ini.

"Tidak bisa mundur begitu saja. Ini bentuk tanggung jawab saya. Soal petisi itu, silahkan tanya ke yang bersangkutan. Aturannya sudah ada," katanya, Kamis 6 Oktober 2022.

Iwan mengatakan, kedatagannya untuk melihat secara langsung pintu-pintu stadion sebagai gambaran data bila ada pemeriksaan dari tim gabungan independen pencari fakta.

"Sehingga jika nanti kami diperiksa, kami bisa menjelaskan secara utuh terkait temuan kami di lapangan," terangnya.

Lalu saat dicecar terkait petisi untuk mundur, lagi-lagi Iwan memilih diam. Dia justru lebih banyak mengomentari buruknya fasilitas Stadion Kanjuruhan menyusul tragedi yang menewaskan 131 orang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

baca juga : Cek 6 CCTV, Tim Mabes Polri Ungkap Fakta Baru Tragedi Kanjuruhan

"Banyak kekurangannya, single sheat yang belum ada, kemudian tribun berdiri itu nantinya nggak boleh," katanya.

Iwan mengatakan, sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo pihaknya siap berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan pemerintah pusat untuk melakukan audit terkait kelayakan bangunan stadion.

"Tentu ahlinya. Kalau saya hanya melihat ternyata ada Tribun berdiri, aturan itu bukan aturan lazim. Lazimnya nggak ada di tempat lain. Anggaran mungkin kurang makanya nanti di audit oleh PUPR. Itu tanyakan ke PUPR," katanya.

Dia mengakui, mayoritas stadion di Indonesia yang dimiliki pemerintah daerah (Pemda) menjadi kendala. Apalagi pemda yang anggarannya terbatas dalam pemeliharaan stadion.

"Indonesia tidak seperti di luar. Di luar itu Stadion punya klub, Ajax, Liverpool, MU. Ini kan mereka masih nyewa punya Pemda. Mungkin maintenance Pemda juga terbatas. Oleh sebab itu kemarin presiden (Jokowi) akan melakukan renovasi renovasi sesuai dengan aturan yang mendekati atau sama dengan FIFA," tuturnya.

Namun ia mengakui telah berkomunikasi dengan FIFA terkait perbaikan manajemen stadion hingga persepakbolaan Indonesia secara menyeluruh, termasuk manajemen suporter. "FIFA akan memberikan pendampingan semua sistem persepakbolaan Indonesia baik pengamanan, suporter dan lain sebagainya," pungkasnya.


(ADI)