SIDOARJO : Sebuah situs yang terdiri dari susunan batu bata merah kuno, ditemukan di area persawahan termasuk wilayah RW II Desa Semambung, Kecamatan Sedati, Sidoarjo. Situs tersebut diduga peninggalan Kerajaan Jenggala di era tahun 1.045 masehi.
Lukman Hakim selaku pemerhati cagar budaya yang juga penemu pertama situs tersebut mengaku, semula dirinya mendapatkan petunjuk dari olah spiritual yang dijalani terkait tumpukan batu bata besar. Setelah itu datanglah ke lokasi sesuai petunjuk yang didapatkan tersebut.
“Saya lalu mencari informasi kepada warga dan ternyata memang benar, warga sekitar kerap menemukan batu bata berserakan di area persawahan ini,” terang Lukman.
Meski begitu, dia sempat ragu untuk dapat melakukan penggalian. Namun sejak dirinya melihat batu bata yang berserakan itu, dia semaki yakin bahwa batu bata tersebut merupakan peninggalan kerajaan masa lalu. Lukman pun menduga batu bata itu dari kerajaan masa Jenggala. Saat penggalian, tumpukan batu bata merah tersebut mulai terlihat. Strukturnya menyerupai sebuah bangunan pagar.
BACA JUGA : Gunung Lawu Bertopi Awan, BMKG : Berbahaya Bagi Penerbangan Rendah
“Memang kalau dilihat srukturnya sepertinya ini berasal dari kerajaan Jenggala atau paling tidak juga bisa Kahuripan. Tapi biarlah nanti pihak terkait yang meneliti,” ujarnya.
Batu bata merah itu memiliki lebar 20 centimeter dengan panjang 40 centimeter. Sedangkan ketebalannya sekitar 10 centimeter. Saat ini, penggalian sudah mencapai panjang 15 meter dengan kedalaman sekitar 15 hingga 20 centimeter. Di sekitar lokasi penggalian juga ditemukan benda-benda kuno seperti lingga, serta pecahan gerabah.
“Saya menduga situs ini seperti pagar persegi panjang yang mengelilingi area persembayangan di masa itu,” imbuhnya.
Arif, warga sekitar mengaku heran atas penemuan situs ini. “Lokasi penemuan berada di lahan persawahan aktif. Tidak terlau dalam, hanya sekitar 20 sentimeter. Seharusnya saat kita membajak alatnya akan mengenai situs tersebut. Tetapi kok baru ditemukan saat ini. Aneh,” ucapnya
(ADI)