Tantangan Membidik Burung Endemik Lereng Ijen

Burung paok pancawarna salah satu gurung endemik pegunungan Ijen yang paling sulit dibadikan lantaran sangat sensitif (Foto / Metro TV) Burung paok pancawarna salah satu gurung endemik pegunungan Ijen yang paling sulit dibadikan lantaran sangat sensitif (Foto / Metro TV)

BANYUWANGI : Dunia fotografi baik wedding maupun out door menjadi tantangan tersendiri. Sama halnya menjadi fotografer alam, khususnya fotografi satwa di alam terbuka. Butuh kesabaran, tekhnik dan insting fotografi yang kuat dalam mengarahkan lensa.

Selain pemandangan alamnya, Pegunungan Ijen, Banyuwangi juga menyajikan cantiknya satwa-satwa liar endemik. Salah satunya adalah burung. Di lereng ijen banyak dijumpai puluhan jenis burung liar yang sedang asyik makan di kawasan erek-erek.

Untuk melihat mereka memang tak mudah. Lebih sulit lagi saat mencoba mengabadikan aktifitas mereka. Fotografer harus menggunakan baju penyamaran atau berkamuflase. Mengenakan baju serba hijau agar kehadiran kita tak diketahui burung-burung di tengah hutan ini.

Cara inilah yang ditempuh Rendra Kurnia, fotografer lokal. Dengan menggunakan baju loreng, mereka berjalan mengendap mencari keberadaan burung di tengah hutan untuk dibidik dengan lensa kamera.

Rendra mengatakan di lereng Ijen ia menjumpai puluhan jenis burung yang sedang bermain maupun mencari makan di ranting-ranting pohon dan tanah. Mulai dari sikatan ninon, cing soang, sikatan bodoh, ciung batu, hingga paok pancawarna yang memiliki corak warna keemasan di bulu dadanya.

"Misal, burung paok pancawarna. Burung itu sangatlah sensitif. Untuk melihatnya memang butuh ketenangan, agar keheningan hutan tetap terjaga suasananya. Sehingga mereka tidak kabur saat didekati," terangnya.

Disinilah tantangan seorang fotografer, khususnya fotografer alam yang harus dituntut kesabaran akan obyek yang akan difoto. Belum ada catatan pasti terkait berapa jumlah spesies burung yang ada di lereng pegunungan Ijen ini.

"Namun dari catatan para fotografer lokal diperkirakan hingga saat ini lebih dari 50 jenis burung yang hidup secara alami disini," kata Rendra.

Dengan kondisi hutan yang masih terjaga keasriannya, burung-burung ini terus tumbuh dan berkembang biak dengan baik.


(ADI)

Berita Terkait