Redam Hasrat Seks, Aura Kasih Pilih Hipnoterapi

Aura Kasih (ist) Aura Kasih (ist)

JAKARTA: Artis Aura Kasih tak menepis jika seks itu adalah penting. Namun, sejak bercerai, ia memilih mengalihkan hasrat seksnya dengan cara hipnoterapi.

Aura Kasih menyebutkan sentuhan saat berhubungan seksual, adalah pelepas stres. Tidak bisa hanya digantikan dengan ngobrol atau curhat dengan teman dekat.
 
"Kalau WhatsApp, telpon, kayaknya ga bisa aja gitu, orang kelihatan dari sentuhannya, orang bisa ngerasain," ucap Aura Kasih dalam Youtube Podcast Deddy Corbuzier, Minggu, 31 Oktober 2021.

BACA: Bikin Bangga, Band Metal Berhijab Indonesia Gelar Tur Eropa

Namun, karena saat ini tak memiliki pasangan, Aura Kasih mengalihkan hasrat seks ke hipnoterapi. Konsepnya adalah menenangkan dan menyibukkan diri.
 
"Supaya lebih kalem, kita ngobrol aja. Pikiran dialihkan ke lain, meditasi, melakukan kerjaan," ucap dia.

Hipnoterapi Atasi Trauma Pascaperceraian

Masa-masa untuk melewati perceraian memang cukup sulit. Tak sedikit bahkan yang menggunakan jasa konseling untuk membantu memulihkan trauma pascacerai. Dalam hal ini, teknik hipnosis menjadi salah satu terapi untuk memulihkan kondisi psikologis.
 
"Jika kita belajar ilmu jiwa kan itu pasti ada fase-fase berduka ya. Yaitu masa denial (menyangkal), angry  (marah), bargaining (negosiasi). Nah pada saat hipnoterapi itu kita bawa pasien melalui tahapan-tahapan itu sampai ke tahap acceptance (menerima). Sampai tahap dia menerima kondisi perceraiannya tersebut," terang terapis hipnoterapi dan Instruktur dari Indonesia Board of Hypnoteraphy (IBH) Ns. Imelda Yanti.
 
Biasanya digunakan metode forgivement therapy, yaitu memaafkan mantan pasangannya itu, memaafkan diri sendiri, memaafkan situasi yang harus dialaminya, yaitu perceraian itu sendiri.
 
"Jadi hipnoterapi dalam terapi pasca perceraian ini bukan untuk melupakan tapi membuat perasaan pasien menjadi netral terhadap kejadian itu. Karena kan tidak bijak ya kalau menghapus ingatan. Tetap ingat akan perceraiannya tersebut, tetapi perasaannya biasa-biasa saja," ujar Imelda.
 
Jika sudah bisa mengatasi perasaannya terhadap perceraian, artinya pasien sudah bisa berdamai dengan keadaan sehingga terapis pun bisa memberikan sugesti motivasi kepada pasien mengenai cara memberdayakan diri pascacerai.

 


(TOM)

Berita Terkait