TRENGGALEK : Presiden RI ke-7 Joko Widodo, resmikan Bendungan Tugu di Trenggalek, Selasa 30 November 2021. Peresmian bendungan di Kota Tempe Keripik itu bersamaan dengan peresmian Bendungan Gongseng, Kabupaten Bojonegoro, secara virtual.
Dalam peresmian ini, Presiden menempuh perjalanan udara menggunakan Jet Pribadi dari Bandara Halim mendarat di Pangkalan Udara Lanud Iswahyudi Madiun. Dari Lanud ini, rombongan RI 1 ini melanjutkan perjalanan menggunakan Heli menuju ke Trenggalek dan mendarat di Stadion Menaksopal.
Sedangkan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, Bendungan Tugu ini bukan lagi sekedar harapan, namun kita sudah bisa sama-sama merasakan manfaatnya.
“Kita ingat mungkin 10 hari yang lalu, 3 hari berturut-turut curah hujan cukup tinggi. Kita tahu kapasitas bendungan 12 juta meter³. Itu posisi air sudah hampir separuh top bendungan atau tanggul utama. Saya membayangkan kalau bendungan ini belum jadi, atau Pak Presiden tidak membangun bendungan di Trenggalek ini, ya tentu malam itu saya sudah berjibaku dengan masyarakat. Khususnya di sekitar kawasan kota, di Kelutan dan sekitarnya. Kita pasti menghadapi banjir,” ucap Bupati Trenggalek ini.
Baca Juga : Hujan Deras, 420 Rumah di Pasuruan Tergenang
“Maka ini bukan sekedar lagi harapan. Akan tetapi ini sudah menjadi kenyataan, bahwa ada satu sarana reduksi terhadap banjir, khususnya di aliran Sungai Ngasinan yang Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Tugu di Trenggalek,” lanjutnya.
Masih kata Bupati, kedua adalah masalah krisis air ketika masa kekeringan. Beberapa daerah irigasi sekitar Kawasan Tugu, Karangan, Kota, Pogalan sampai ke Durenan. Rata-rata kawasan datar belum bisa panen dua kali padi, karena sering kekurangan air.
“Setiap panen biayanya tinggi karena harus men-disel air dan sebagainya. Dengan adanya bendungan nanti, dimungkinkan akan ada tambahan 1.200 hektar sawah yang tercetak. Dan irigasi yang juga akan dibangun oleh kementrian untuk saluran primernya. Sedangkan saluran sekunder dan tersier sesuai dengan kewenangan harapannya bisa meningkatkan produktifitas petani dan mengurangi biaya produksi petani. Yang selama ini mungkin menggunakan diesel, untuk mendapatkan air, sehingga harus membeli bahan bakar atau yang lain. Dengan tekhnis bendungan ini bisa ter-irigasi sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi lagi,” tutupnya.
(ADI)