GRESIK : Hidran berusia ratusan tahun ditemukan di Gresik, tepatnya di proyek wisata haritage di Jalan Basuki Rahmat. Diduga, alat sumber air yang biasa digunakan pemadam kabarakan itu ada sejak era Belanda. Benda sejarah itu ditemukan saat proses pengerjaan proyek di kawasan tersebut.
Penemuan benda sejarah dalam lokasi proyek haritage, pertamakali ditemukan dari tim arkeolog dari Universitas Udayana Bali saat melakukan penelitian. Terdapat Hidran peninggalan Belanda di Jalan Basuki Rahmat, Gresik.
Saat ditemukan, tim Arkeolog utusan Bapedda Gresik langsung menyuruh para pekerja kawasan wisata haritage membongkar keramik dan granit untuk dilakukan ekskavasi. Di bagian tubuh hidran yang berkarat itu tertulis tahun 1909. Angka itu kemungkinan tahun pembuatan, artinya hidran itu sudah berusia 113 tahun.
Tim Arkeolog yang dipimpin oleh Kristiawan mengatakan, dari hasil data yang diperoleh. Sumber air dari hidran ini berasal dari Desa Suci. “Karena disana (Desa Suci) debit airnya sangat tinggi,” ucapnya.
Hidran ini, berdasarkan peta Belanda dulunya bersanding dengan bangunan Pom Bensin dari sebuah perusahaan minyak dan gas multinasional yang berkantor pusat di Belanda yakni Shell. Yang saat ini dijadikan tempat sampah di kawasan haritage Jalan Basuki Rahmat ini.
Baca juga : Pemilik Toko Peracangan di Pasuruan Temukan Benda Antik, Diduga Peninggalan Belanda
“Perusahaan tersebut menyediakan oli, minyak bensin. Masuk ke Gresik pada tahun1907 M. Bukti ini juga diperkuat dengan foto udara dalam peta Belanda dulu,” jelasnya.
Selanjutnya, di hidran ada juga tulisan B And R. Pihaknya menduga hidran tersebut berasal dari perusahaan Jerman. Rencananya, Kristiawan bersama tim arkeolog lainnya akan melakukan ekskavasi selama tiga hari pada hidran itu.
“Nantinya, hidran itu apakah masih akan berfungsi atau tidak. Kita akan gali. Jika nanti berembun tentu ada air,” bebernya.
Di Area Loji ini (Jalan Basuki Rahmat) tambah dia, ada beberapa tempat peninggalan cagar budaya yang akan dilakukan penelitian. Agar nantinya tidak hilang saat dilakukan pengerjaan proyek wisata haritage ini.
“Nanti kami sampaikan hasilnya. Dari data yang didapatkan dari Bapedda ke kami ada 608 bangunan sejarah di Kawasan Haritage ini. Sementara ini, sudah ada 307 bangunan yang sudah teridentifikasi. Untuk selanjutnya akan direkomendasikan. Bagaimana cara mengelolanya,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Damkarla Gresik Agustin Halomoan Sinaga mengapresiasi langkah tim Arkeolog yang sudah melakukan identifikasi. Pihaknya berharap, hidran berfungsi kembali jika memang nanti sudah tidak bisa dugunakan.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyambungkan pipa dari sumur sekitar ke hidran tersebut,” ucapnya.
Dengan demikian, pihaknya pun menyebut proteksi kebakaran sejak era Pemerintahan Belanda sudah dilakukan. Dibuktikan dengan keberadaan hidran ini. “Tentu semakin banyaknya area pemukiman dan industri hidran di Gresik lebih dimasifkan lagi,” ujarnya.
“Kedepan kami minta Disparekrafbudpora untuk merawat hidran ini. Karena sudah wewenang dari dinas tersebut,” pungkasnya.
(ADI)