SURABAYA : Tewasnya Nurdiyana (14), seorang siswi SMPN 31 Surabaya karena menjadi korban pembunuhan, membuat pihak sekolah kehilangan figur seorang siswi yang pintar dan berkepribadi sederhana. Kepala SMPN 31 Surabaya, Agustina Susi Utami mengatakan, pihaknya turut berduka dan terpukul atas meninggalnya anak didiknya yang duduk dibangku kelas VIII ini.
"Kami merasa kehilangan dan terpukul. Selama menimba ilmu di sekolah ini, dia (korban) merupakan siswi yang pintar dan berkepribadian sederhan," katanya, Rabu 10 Mei 2023.
Agustina mengatakan saat korban dikabarkan hilang oleh oleh keluarganya, pihak sekolah juga berusaha mencari dengan menyisir pencarian di kawasan Gudang Peluru Benteng, Kedung Cowek atau tempat korban ditemukan tewas.
"Setelah kami dapat informasi, lantas kami guru - guru bergerak mencari di lokasi yang disinyalir sebagai tempat terakhir keberadaan korban, namun tidak ditemukan," terangnya.
baca juga : Kejati Jatim Temukan Dugaan Korupsi Rp7,5 Miliar di Anak Usaha PT INKA
Upaya pencarian di tempat tersebut, lanjut Agustin, setelah mendapat informasi dari sahabat korban yang mengatakan bahwa terakhir sebelum dikabarkan hilang, korban berniat jogging, dan akan menemui pacarnya (Y).
"Korban pamitnya ke keluarga kerja kelompok, namun di dalam percakapan tertulisnya dengan sahabat korban, dia diketahui hendak jogging dan ketemuan dengan kekasihnya (Y) di Gudang Peluru," terangnya.
Dugaaan itu semakin kuat, karena sejak saat itulah handphone korban didapati tidak aktif, tepat pukul 14.00 WIB. Dan sampai sebulan lamanya, ia menghilang serta tidak kunjung kembali ke rumah. Sementara itu, selama tidak ada tanda - tanda kembalinya korban, dari pihak sekolah senantiasa mencari dan menguatkan keluarga korban.
"Orangtua korban, ketika belum diketemukan jasad saat itu, Ibu korban beberapa kali datang ke sekolah dan menanyakan nasib dari akademik anaknya di sekolah," imbuhnya.
Untuk itu, setelah diketahui korban ditemukan tewas sabagai korban pembunuhan. Agustina berencana membuat progam pendampingan intensif kepada anak didiknya. "Kita buat agenda sosialisasi bijak bermedsos dan turut mengundang pihak kepolisian terkait penyuluhan kenakalan remaja, sekaligus Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak (DPPPA)," pungkasnya.
(ADI)