Lukisan Karya Bocah Autis Surabaya Terbang ke Amerika

Vincent Prijadi Purwono saat sedang menghabiskan waktunya dengan melukis (Foto / Reno Reksa / Metro TV) Vincent Prijadi Purwono saat sedang menghabiskan waktunya dengan melukis (Foto / Reno Reksa / Metro TV)

SURABAYA : Memiliki keterbatasan bukan alasan untuk terus berkarya. Vincent Prijadi Purwono adalah seorang remaja asal Surabaya yang mengalami autis sejak bayi. Meski begitu, di usia 17 tahun saat ini, Vincent telah melahirkan ratusan karya lukisan selama tiga tahun terakhir. Lalu bagaimana awal mulanya?

Margie Sofia Prijadi, Ibu Vincent, mengaku melihat ada keanehan pada anaknya sejak berusia 13 bulan. Saat itu, Vincent tidak memberikan respon ketika dipanggil oleh orang tua maupun oleh anggota keluarga lainnya. Kondisi tersebut terus terjadi sampai Vincent berusia 15 bulan dan membuat Margie memutuskan membawa Vincent ke dokter.

"Sebagai orang tua saya tidak munafik, struggle dan penolakan itu jujur kami alami," ungkap Margie kepada tim Media Group News di Vin Autism Gallery, Selasa 30 Maret 2021.

Sementara itu, Rudi Purwono, Ayah Vincent, mengatakan beberapa tahun lalu ia mengambil keputusan yang berat dengan mengeluarkan anaknya dari sekolah formal. Hal ini ia lakukan karena melihat kondisi Vincent semakin tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan di salah satu SMP di Surabaya.

"Vincent memberi saya pembelajaran bahwa sekolah tidak harus di jalur formal, tapi juga bisa dengan cara melihat di mana bakat dan minat anak kita," jelas Rudi.

Senada dengan suaminya, Margie mengatakan, sebaiknya orang tua saat ini tidak selalu menuntut anaknya pintar di bidang akademik saja.

"Menurut saya, sebaiknya orang tua mengantarkan anaknya di jalur akademi sesuai dengan batasannya, kemudian berikan kebebasan pada anak untuk menentukan pilihan," terang Margie.

Setelah keluar dari sekolah formal, rupanya Vincent lebih banyak memiliki waktu untuk menuangkan imajinasi dan ekspresinya melalui karya lukisan yang dihasilkan. Buktinya, dalam waktu tiga tahun terakhir, Vincent berhasil membuat 200 lukisan.
 
Diakui oleh orang tua Vincent, bahwa dari 200 lukisan tersebut, 50 di antaranya sudah terjual dengan harga yang bervariasi. Pembelinya pun berasal dari berbagai wilayah seperti Surabaya, Solo, bahkan hingga Amerika.

"Bulan Januari tahun 2020 lalu, kami ke Amerika untuk mengantar Vincent mengikuti lomba melukis dan hasilnya Vincent meraih juara 3. Di situlah, ada pihak yang tertarik dengan lukisan Vincent dan membelinya," ungkap Rudi.

Ke depan, orang tua Vincent ingin memperkenalkan karya anaknya lebih luas lagi. Tidak hanya melalui pameran, namun juga melalui aneka merchandise seperti kaos, jersey, dan masker.

"Yang terpenting jangan ada penolakan, supaya anak tetap merasa nyaman dengan orang tua dan bisa terus berkarya," pungkas Margie.

 


(ADI)