Mengulik Asal Kata 'Jancok', Benarkah Nama Tank Belanda?

 Tank Jan Cox Belanda tak pernah terlibat pertempuran di Surabaya. (ist) Tank Jan Cox Belanda tak pernah terlibat pertempuran di Surabaya. (ist)

SURABAYA: Siapa yang tak kenal kata ‘jancok’. Ucapan khas dari Surabaya itu sudah dikenal luas hingga seantero negeri ini. Ada yang melafalnya 'diancok', 'juancok' dan juga 'jiancok'

Hanya, tetap saja umpatan ini bakal jauh lebih mantap jika diucapkan oleh orang-orang Jawa, khususnya Jawa Timur an. Belakangan muncul isu kalau kata  ini berasal dari tank Jan Cox Belanda, betulkah?

Umpatan ini sering diucapkan oleh orang-orang yang sudah menjalin persahabatan kuat. Sayangnya, namanya juga umpatan, seringkali dikonotasikan dengan hal-hal negatif. ‘Jancok’ sendiri sering dianggap sangat kasar, khususnya oleh warga Vorstenlanden atau yang dikenal sebagai eks wilayah Karesidenan Yogyakarta serta Surakarta.

Penulis Yam Saroh dalam Discourse Analysis About ‘Jancok or Dancok’ in Discourse (Semantic and Pragmatic) yang terbit pada 2010 di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jombang menyebut istilah ini memang berawal dan populer di Ibu Kota Jawa Timur, Surabaya. Menariknya, meski populer, banyak orang yang sering mengucapkannya tapi nggak tahu apa artinya.

“Mereka nggak tahu persis apa arti kata ‘jancok’. Mereka hanya tahu bahwa kata ini memiliki arti sebagai ejekan buruk atau sebaliknya, sebagai sapaan ramah di komunitasnya,” ujar Yam Saroh.

Realitanya, mereka yang terbiasa mengucapkan ‘jancok’ adalah orang-orang dewasa serta pemuda Jawa-Timur-an. Meski konotasinya negatif, realitanya ‘jancok dijadikan bahasa ekspresif yang akhirnya membuat mereka lebih akrab dengan rekan-rekannya.
Umpatan 'jancok' sering dipakai saat bersama rekan-rekan akrab.

Umpatan 'jancok' sering dipakai saat bersama rekan-rekan akrab.
Menariknya, istilah ‘jancok’ ternyata sudah populer sejak 1930-an. Dulu yang mengucapkannya malah bukan orang lokal, melainkan remaja Indo atau keturunan campuran Belanda-Indonesia.

Namun, dulu istilahnya nggak semantap ‘jancok’ di masa kini, melainkan ‘yantye-ook’ yang bisa diartikan sebagai ‘kamu juga’. Konotasinya pun nggak negatif dan dianggap sebagai bahasa gaul di masa itu.

Nah, remaja-remaja pribumi mendengar ‘yantye-ook’ dengan ‘yancok’. Kata inilah yang kemudian populer menjadi ‘jancok’.

Soal konotasi negatif istilah ini, banyak orang yang menganggap ‘jancok’ sebagai ‘di-encuk’ alias diperkosa. ‘Encuk’ sendiri bisa diartikan sebagai perzinaan di luar nikah. Wah...


Bukan dari Tank Jan Cox

Entah bagaimana ceritanya, ada yang menyebut istilah ‘jancok’ ini dari orang pribumi yang melihat tank Belanda yang memiliki tulisan ‘Jan Cox’ di badannya. Konon, hal ini gara-gara ada foto yang dimiliki Ministerie van Defensie yang memperlihatkan tank tersebut berada di wilayah Indonesia di masa perang kemerdekaan.

Isunya, tank ini ada di Pertempuran Surabaya yang berlangsung pada 1945. Padahal, foto tank Jan Cox itu ternyata berasal dari Garut dan diambil pada Oktober 1947. Yang mengendalikan tank ini adalah Captain Nix. Saat itu, Belanda memang ada operasi di wilayah yang kini masuk wilayah Jawa Barat tersebut.

Nah, sejarah juga mencatat kalau tank dengan tipe Stuart M3 ini nggak pernah ditugaskan ke Surabaya. Otomatis, seharusnya orang-orang Surabaya nggak ada yang melihat tank ini. Jadinya, ya Jancok deh..hee...

 


(TOM)

Berita Terkait