Jelang Ramadan, Harga Cabai di Malang Tembus hingga Rp80.000

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat mengecek harga cabai di sejumlah pasar di Jatim (Foto / Istimewa) Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat mengecek harga cabai di sejumlah pasar di Jatim (Foto / Istimewa)

MALANG : Harga cabai naik signifikan menjelang Ramadan. Berdasarkan pantauan Satgas Pangan di Pasar Kepanjen, Kabupaten Malang, harga cabai tembus hingga Rp80.000 per kilogram.

Kasatgas Pangan Kabupaten Malang, Iptu Wahyu Riski Saputro, mengatakan, kenaikan harga cabai diduga akibat minimnya produksi cabai rawit di tingkat petani akibat musim penghujan. Meski begitu, dia memastikan stok cabai di Kabupaten Malang masih aman hingga akhir Ramadan.

"Kami bersama Dinas Perdagangan Kabupaten Malang akan terus berupaya berkoordinasi, untuk memastikan sembako tidak mengalami kelangkaan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, Mahila Surya Dewi mengakui dari hasil pemantauan dan koordinasinya dengan Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang, harga cabai memang naik akibat adanya gagal panen di tingkatan petani.

"Lonjakan harga cabai ini serentak terjadi di seluruh wilayah Indonesia," kata Mahila.

baca juga : Vertigo Kambuh, Perempuan di Malang Tewas Tertabrak Kereta

Kenaikan harga cabai ini diperkirakan terjadi hingga bulan April 2023 mendatang. Sebab di bulan itu perkiraan petani cabai di kawasan Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, akan panen raya. Panen raya itu diperkirakan stok cabai bertambah, bahkan stoknya hingga mencakup ke luar wilayah Malang.

"Kami harap panen raya itu nantinya mampu mengendalikan harga cabai di pasaran. Khususnya di Kabupaten Malang," katanya.

Salah satu pedagang pasar Kepanjen, Hobar menyatakan, naiknya harga cabai hingga Rp80.000 per kilogram itu terjadi sejak 10 hari terakhir. "Sebelumnya Rp50.000 per kilogram. Naiknya signifikan, dibanding bulan yang sama di tahun lalu, harganya berkisar Rp12.000 per kilogram," tuturnya.

Akibat kenaikan itu, menurut Hobar banyak konsumen yang mengeluh, meski pada akhirnya tetap membeli. "Kalau pembeli tidak ada pengurangan meskipun harganya naik," pungkasnya.

 


(ADI)

Berita Terkait