Dinkes Jatim Sosialisasikan Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur adakan sosialisasi tentang Diseminasi dan Evaluasi AMPSR (Audit Maternal Perinatal Surveilans Respons) untuk turunkan angka kematian ibu dan bayi di wilayah Kabupaten Magetan pada Kamis (2/5/2024). (ANTARA/HO-D Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur adakan sosialisasi tentang Diseminasi dan Evaluasi AMPSR (Audit Maternal Perinatal Surveilans Respons) untuk turunkan angka kematian ibu dan bayi di wilayah Kabupaten Magetan pada Kamis (2/5/2024). (ANTARA/HO-D

Magetan: Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur melakukan sosialisasi diseminasi dan evaluasi AMPSR (Audit Maternal Perinatal Surveilans Respons) yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah Kabupaten Magetan.

"Sosialisasi bertujuan untuk menyusun dan mengkaji hal-hal yang menjadi penyebab kematian ibu dan bayi, sehingga ke depan kasus tersebut tidak terjadi lagi," kata Subkoordinator Keluarga dan Gizi Masyarakat (KGM) Dinkes Provinsi Jawa Timur, Cici, dikutip dari Antara, Jumat, 3 Mei 2024.

Ia menjelaskan, kematian ibu atau maternal adalah kematian perempuan selama masa kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah kehamilan akibat semua hal yang terkait, tetapi bukan kecelakaan, bencana, cedera, atau bunuh diri.

Di sisi lain, kematian bayi atau perinatal adalah kematian janin pada usia 28 minggu dalam kandungan dan kematian bayi sampai berusia 28 hari setelah lahir.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kemenkes RI melakukan empat strategi utama sebagai pencegahan, yaitu dengan melakukan edukasi gizi dan kesehatan reproduksi bagi remaja putri, calon pengantin, dan perempuan berusia subur sebelum hamil.

Lalu, mencegah komplikasi dan melakukan deteksi dini, serta perawatan penyulit kehamilan dengan tepat. Untuk masa persalinan dan bayi baru lahir, semua pihak yang ikut terlibat dalam membantu persalinan memiliki pengetahuan, keterampilan, peralatan yang memadai agar persalinan dapat berlangsung lancar, bersih, dan aman.

"Sedangkan untuk masa pasca-persalinan, edukasi dan pelayanan bagi ibu dan bayi yang membutuhkan rujukan juga fokus dilakukan," tutur dia.

Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan sosialisasi, Manggala Pasca Wardhana, menjelaskan bahwa ibu yang mendapatkan rujukan dalam kasus tersebut salah satunya adalah kehamilan dengan pre-eklampsia akibat hipertensi kronis. Kondisi tersebut membutuhkan beberapa pemeriksaan yang disarankan, seperti urinalisis, darah lengkap, fungsi lever, dan serum kreatinin.

"Hal tersebut jika tidak ditangani dengan baik, akan menyumbang angka kematian ibu hamil yang terbesar," ucap Manggala dikutip dari Antara, Jumat, 3 Mei 2024.

Deteksi dini terhadap ibu hamil, dikatakannya, sangat penting sebagai langkah pencegahan dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Penjabat (Pj) Bupati Magetan, Hergunadi, menyambut baik kegiatan sosialisasi tersebut yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan juga angka kematian bayi (AKB) di wilayah tersebut.

"Semoga permasalahan terkait ibu dan bayi bisa diselesaikan langsung dari akar masalahnya dan diharapkan Kabupaten Magetan nol AKB dan AKI," ujar Hergunadi dikutip dari Antara, Jumat, 3 Mei 2024.


(SUR)

Berita Terkait