PROBOLINGGO : Pandemi covid-19 yang melanda hingga saat ini membuat sejumlah pelaku wisata di Gunung Bromo membuka usaha baru. Salah satunya dengan budidaya anggrek. Seperti yang dilakukan salim salah satu pengemudi jip bromo asal Desa Ngepung, Kecamatan Sukapura, Probolinggo.
Beragam jenis dan macam bunga anggrek dibudidaya oleh pria 40 tahun ini. Mulai yang berbentuk bulat, twister ulir dan keriting. Semua terbagi menjadi beberapa spesies dan hibrida.
Dia memulai usaha budidaya anggrek ini saat pandemi covid-19 melanda negeri ini enam bulan silam. Sejak saat itu kawasan gunung bromo ditutup total untuk semua wisatawan dan pelaku wisata. Setiap harinya ia melakukan berbagai perawatan agar tanaman ini bisa tumbuh subur dan berbunga indah.
"Namun saya fokus pemupukan secara alami agar tanaman anggrek bisa tahan lama," ujaranya.
Menurutnya, saat Gunung Bromo kembali buka tanaman bunga anggrek ini bisa menjadi salah satu cinderamata khas. Bahkan saat ini bunga anggrek hasil budidaya salim ini dititipkan di hotel-hotel yang ada di kawasan Gunung Bromo.
"Rencananya saya akan tawarkan kepada wisatawan yang datang ke Bromo," ujarnya.
Menurutnya harga bibit dan bunga anggrek bromo dijual antara Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Salim berharap agar masyarakat sesama pelaku usaha tidak gampang menyerah menghadapi pandemi covid-19 yang masih melanda hingga saat ini.
"Selalu ada jalan jika mau berusaha," pungkasnya.
(ADI)