JEMBER : Sebanyak 250 keluarga di Tegal Rejo, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, mengalami krisis air bersih selama enam bulan. Sumur-sumur warga kering kerontang. Warga saat ini hanya mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah setempat.
“Sumur kering semua, sudah enam bulan ini. Kami sering mengeruk sumur sampai kedalaman 12-15 meter. Air bisa diambil dua kali lalu habis. Sumur kepunyaan saya sudah saya keruk 16 meter, masih belum keluar air,” kata Miati, salah satu warga, Selasa 19 Juli 2022.
Tak ada yang bisa dilakukan warga selain menunggu bantuan air bersih dari pemerintah dan pihak-pihak lain yang bersimpati. “Kami menunggu bantuan. Kalau tidak ada bantuan ya bingung, menunggu. Selama ini bantuan air dua hari sekali. Kalau bisa ya setiap hari,” kata Miati.
Bantuan air bersih digunakan untuk minum dan memasak. Sementara untuk mandi, warga memilih pergi ke Sungai Jompo yang berjarak sekitar satu kilometer. Dia berharap bendungan yang rusak karena banjir bisa cepat diperbaiki. “Barang kali kalau ada airnya, air di sumur bisa naik,” kata Miati.
Baca juga : Depresi Ditinggal Ibu Bekerja di Luar Negeri, Pemuda Kediri Tewas Gantung Diri
Palang Merah Indonesia dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember turun tangan mendistribusikan air bersih kepada warga. Total hingga kini mereka sudah mendistribusikan 40 ribu liter air.
“Kami masih melakukan assesment ulang, karena masyarakat minta suplai dari dua hari sekali menjadi setiap hari. Kebutuhan air terus meningkat,” kata Ghufron Evian Effendi, Kepala Unit Humas PMI Jember.
(ADI)