431 Pekerja Migran Jalani Karantina di Asrama Haji Surabaya

Ratusan pekerja migran tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya untuk menjalani karantina. (metrotv) Ratusan pekerja migran tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya untuk menjalani karantina. (metrotv)

SURABAYA: Sebanyak 431 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari lima negara tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jawa Timur, Rabu 28 April 2021. Mereka harus menjalani karantina selama lima hari sebelum pulang ke daerah asalnya.

Para  pekerja migran Indonesia ini berasal dari  Malaysia,  Singapura, Filipina, Brunei Darussalam dan Taiwan.Tujuan daerah mereka meliputi Jawa Timur,  Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur.

"Para pekerja migran ini harus menjalani karantina awal selama lima hari di Asrama Haji Sukolilo  untuk mencegah penyebaran covid-19 dari negara lain menuju Indonesia, " ujar Mayor Inf. Supriyo Triwahono – Komandan Koramil Sukolilo Surabaya.

Mereka diizinkan pulang ke daerah asal mereka jika hasil tes swab antigen negatif. Namum  jika hasil tes swab antigen positif mereka harus menjalani karantina selama 14 hari ke depan di rumah sakit Lapangan Indrapura Surabaya.

Nantinya mereka juga harus menjalani karantina selama lima hari terlebih dahulu di daerah asal yang dituju sebelum kembali ke rumah masing-masing.

Sejumlah pekerja migran indonesia mengaku syok karena tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu jika harus menjalani karantina saat tiba di Bandara Juanda Surabaya.

"Kami tidak ada persiapan serta membawa anak-anak dan barang bawaan berlebih. Kami terpaksa mengikuti aturan ini, " ujar  Ferdinand, PMI  di Malaysia asal Kendari.

Selama menjalani karantina di Asrama Haji Sukolilo, para pekerja migran indonesia ini tidak diperbolehkan menerima tamu dari siapapun.

Petugas keamanan dari asrama haji akan berkoordinasi dengan satgas covid-19,  Dinas Kesehatan Jawa Timur serta TNI dan Polri.

Seluruh biaya selama karantina akan ditanggung pemerintah.  Selanjutnya, bagi para pekerja migran yang sudah selesai menjalani karantina akan diantar ke daerah tujuan masing-masing dengan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi setempat.

 


(TOM)

Berita Terkait