KEDIRI : Memberdayakan ibu-ibu lanjut usia, pembuat sambel pecel di kota Kediri, Jawa Timur meraup untung jutaan rupiah perbulannya. Bahkan pada pandemi seperti saat ini, pesanan justru naik hingga 75 persen. Tidak hanya datang dari kota-kota di Jatim, sambal pecel Mbak Ti ini merambah ke pasar Hongkong dan Dubai.
Proses pembuatan sambel pecel milik Budi Hanyani sudah dimulai sejak pagi, di sebuah rumah di Kelurahan Betet, Pesantren, Kediri. Para ibu lanjut usia ini nampak sibuk memilah cabai yang segar sebagai bahan untuk pembuatan sambel pecel.
Selanjutnya kacang tanah yang sudah disangrai digilas dengan plat besi untuk memisahkan kacang dengan kulit arinya, agar rasa sambel pecel tidak pahit.
Selain cabai dan kacang, bahan-bahan lain untuk proses pembuatan sambel pecel yakni gula jawa daun jeruk nipis serta garam. Proses selanjutnya seluruh bahan digiling, untuk menjadi sambel pecel.
Rumah sambel pecel ini sengaja memberdayaan ibu-ibu yang sudah lanjut usia, karena di sekitar lokasi banyak ibu-ibu yang menganggur usai pensiun dari tempat mereka bekerja. Padahal, mereka juga memerlukan penghasilan untuk membantu perekonomian keluarga.
Salah-satu karyawan pecel Mbak Ti, Samsiyah mengaku bekerja di rumah produsksi sambel pecel ini sejak tiga tahun lalu. Ia bersyukur hasilnya bekerja mampu membantu perekonomian keluarga.
"Ya buat kasih uang jajan cucu-cucu saya," terangnya.
Rumah produksi ini dalam sehari mampu menghasilkan 100 kilogram sambel pecel siap edar. Sambel pecel ini dikirim ke kota-kota besar di Jatim, seperti Malang, Surabaya dan Jabodetabek.
"Bahkan permintaan sampai keluar negeri, khususnya Hongkong dan Dubai. Pada musim pandemi covid-19 saat ini, permintaan justru meningkat hingga 75 persen," terang Budi Handayani.
Harga sambel pecel "Mbak Ti" perkilo gramnya dijual Rp40 ribu. Dalam satu bulan, omset penjualan sambel pecel mencapai puluhan juta rupiah.
(ADI)