28 Guguran Lava Pijar Teramati di Gunung Semeru, Warga Diminta Terus Waspada

Gunung Semeru erupsi disertai guguran lava pijar yang mengarah ke Besuk Kobokan pada Senin (10/6/2024) dini hari (ANTARA/HO-PVMBG) Gunung Semeru erupsi disertai guguran lava pijar yang mengarah ke Besuk Kobokan pada Senin (10/6/2024) dini hari (ANTARA/HO-PVMBG)

Lumajang: Aktivitas awan panas dan guguran lava pijar masih berlangsung di Gunung Semeru pada Senin, 10 Juni 2024. Guguran lava pijar terjadi puluhan kali meski jarang dapat diamati secara visual karena cuaca berkabut.

"Pada Senin 10 Juni 2024 pukul 00.42 WIB teramati guguran lava pijar di Gunung Semeru dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah Besuk Kobokan," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid dikutip dari Antara, Senin, 10 Juni 2024.

Pengamatan visual sepanjang pukul 00.00-06.00 WIB, guguran lava pijar terjadi sebanyak 28 kali dengan jarak luncur 1.000-2.500 meter ke arah Besuk Kobokan. Selain awan panas, dia menyebut aliran lahar juga masih berpotensi terjadi mengingat curah hujan yang cukup tinggi.

Dia menjelaskan bahwa akumulasi material hasil erupsi berpotensi menjadi guguran lava pijar atau awan panas. Material ini terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Mahameru dan berpotensi menjadi lahar saat berinteraksi dengan air hujan.

"Selain itu interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder," katanya.

Wafid juga menyebut bahwa jumlah gempa yang terekam menunjukkan aktivitas kegempaan Gunung Semeru masih tinggi, terutama gempa letusan, guguran, dan harmonik. Warga diimbau berhati-hati karena status Gunung Semeru masih Level III atau Siaga.

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Selain itu, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap lontaran batu (pijar). Masyarakat juga diharapkan mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.


(SUR)

Berita Terkait