Jual Syal Keffiyeh Palestina Rp10 Juta, Louis Vuitton Dikecam Netizen

Louis Vuitton, dikecam netizen karena dianggap mengeksploitasi syal simbol nasionalisme Palestina, keffiyeh (Foto / Istimewa) Louis Vuitton, dikecam netizen karena dianggap mengeksploitasi syal simbol nasionalisme Palestina, keffiyeh (Foto / Istimewa)

JAKARTA : Merek fesyen terkemuka dunia, Louis Vuitton, dikecam netizen karena dianggap mengeksploitasi syal simbol nasionalisme Palestina, keffiyeh. Vuitton menjual keffiyeh dengan harga 705 dolar AS atau sekitar Rp10 juta, padahal harga umum yang dijual tak sampai dari 5 persennya.

Namun bukan hanya harga, alasan utama dari kecaman netizen adalah Vuitton seperti memanfaatkan konflik yang merenggut ratusan nyawa Palestina untuk kepentingan komersial. Keffiyeh menjadi semakin populer di dunia, biasanya digunakan untuk menunjukkan dukungan terhadap perjuangan Palestina. Netizen menuduh perancang keffiyeh melakukan perampasan budaya untuk kepentingan komersial.

Dalam keterangan di situs web, Vuitton menjelaskan syal itu terinspirasi dari keffiyeh yang diperkaya dengan signature perusahaan. Perusahaan juga menyebut syal yang terbuat dari wol, katun, dan sutra, itu bisa membawa suasana santai.

"Mengambil keuntungan dari rakyat Palestina yang tertindas sangat memalukan @LouisVuitton, mengapa Anda tidak berbicara tentang genosida dan pembersihan etnis rakyat Palestina," kata seorang pengguna Twitter, dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu 5 Juni 2021.

Meski demikian ada netizen yang berkomentar lebih netral. Dia meminta Louis Vuitton untuk menyumbangkan sebagian keuntungan untuk membantu Palestina.

"@LouisVuitton secara politik netral dalam hal Palestina & Israel, tapi mereka benar-benar keren dengan menghasilkan uang dari keffiyeh. Sebaiknya ada rencana untuk menyumbangkan hasilnya kepada korban Palestina," kata netizen lain.

Kritikan juga disampaikan karena Vuitton mengubah warna asli keffiyeh dari hitam-putih menjadi biru-putih. Biru diasosiasikan sebagai warna bendera Israel. Seorang penulis dan pengacara Khalid Beydoun juga menyebutkan merek lain, Fendi, yang mengeksplotasi keffiyeh.

Bahkan keffiyeh Fendi dijual lebih mahal yakni 890 dolar AS atau sekitar Rp12,5 juta. Perusahaan tekstil Hirbawi, satu-satunya produsen keffiyeh di Palestina, menyebut syal sebagai bendera Palestina tidak resmi. Sejauh ini Louis Vuitton maupun Fendi belum memberikan pernyataan. Namun produk keffiyeh tidak lagi tersedia di situs web Louis Vuitton.

 


(ADI)

Berita Terkait