MALANG : Demi memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri, pemerintah Indonesia masih harus melakukan import dari negara tetangga. Namun dari sisi pengadaan bibit unggul, Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Malang saat ini sudah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Termasuk melakukan ekspor ke beberapa negara dunia.
"Meski masih membutuhkan waktu beberapa tahun kedepan, langkah ini menjadi titik awal bagi bangsa Indonesia menuju swasembada daging," kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Rabu 28 April 2021.
BBIB Singosari, Malang ini merupakan laboratorium lapangan di bawah kantor Kementerian Pertanian. Laboratorium ini merupakan penghasil semen beku dan bank sperma hewan ternak unggulan.
"BBIB Malang tidak hanya memgembangkan pejantan dan betina unggulan pada sapi saja melainkan juga pada hewan kerbau serta kambing," terangnya.
Syahrul menjelaskan indukan pilihan dan bersertifikat akan manjalani program pengoptimalan produksi sperma menjadi semen beku. Nantinya akan menjadi pembuka jalan peningkatan produktifitas ternak milik rakyat. melalui program inseminasi buatan.
"Sejak tahun 1982 tercatat telah mendistribusikan sedikitnya 48 juta dosis semen beku. Pada tahun 2020 lalu, BBIB mampu memproduksi sedikitnya 3,7 juta dosis semen beku ke sejumlah daerah di Indonesia dan sebagian lagi di ekspor ke 7 negara tetangga," jelasnya.
Sementara hingga bulan Maret 2021, dosis semen beku yang sudah terdistribusikan mencapai 900 ribu dengan stok yang tersedia mencapai 2,263 juta dosis.
"Jumlah ini masih dapat bertambah dengan potensi produksi spresma dan semen beku unggulan di tahun 2021 berjalan sebanyak 3,1 juta dosis," terangnya.
Syahrul menambahkan meski masih membutuhkan beberapa tahun kedepan, langah ini diharapkan mampu menjadi jalan pembuka terwujudnya mimpi bangsa Indonesia yakni swasembada daging.
"Sehingga kita tak harus bergantung pada import negara tetangga demi memenuhi kebutuhan konsumsi daging dalam negeri," pungkasya.
(ADI)